Sepulang dari Ibadah Haji, Jamaah Asal Sidoarjo Tuntut Menag Yaqut Cholil Rp 1,1 Miliar

16 Agustus 2023, 21:32 WIB
Jamaah haji menunggu kepulangan dengan bus menuju bandara Jeddah di Hotel 908, Jarwal, Mekah, Arab Saudi pada Rabu, 5 Juli 2023. /

KALBAR TERKINI - Seorang jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur, Prayitno Slamet Hariono (48) sepulang dari menunaikan ibadah haji melayangkan gugatan kepada Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas atas dugaan buruknya pelayanan penyelenggaraan haji 2023.

Prayitno menuntut Menag Yaqut memberikan ganti rugi sebesar lebih dari Rp 1,1 miliar.

Gugatan yang telah diajukan Prayitno ke Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Senin 14 Agustus 2023 sudah resmi terdaftar dalam Nomor Perkara: 250/Pdt.G/2023/PN Sda.

Menurutnya, Menag dan jajarannya diduga telah melanggar Peraturan Menteri Agama No 14 tahun 2012 Bab IX tentang Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Haji.

Ia pun menggugat Menag, Kementerian Agama Sidoarjo dan Kanwil Kementerian Agama Jatim dengan Pasal 1365 KUHPerdata tentang Perbuatan Melawan Hukum.

Baca Juga: Melirik Peluang Usaha Dimsum,Perhatikan Tips dan Trik Berikut Agar Usaha Dapat Berkembang Pesat

Prayitno menuntut ganti rugi sebesar Rp1,150 miliar, dengan rincian, Rp 150 juta kerugian materiel dan Rp 1 miliar kerugian imateriel dan juga menuntut agar Menag beserta jajarannya minta maaf kepada jemaah haji dan masyarakat Indonesia.

Diberi Makanan Tak Layak

Prayitno merupakan jemaah haji Kloter 17 yang tergabung di Embarkasi Surabaya. Ia menjalani ibadah di Tanah Suci sejak 30 Mei 2023 hingga 11 Juli 2023.

Menurutnya, selama berada di Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji, banyak hal yang membuat dirinya dan jemaah kloter 17 merasa tidak nyaman.

Pasalnya, mereka merasakan besaran biaya haji yang sudah dikeluarkan tidak sebanding dengan yang mereka dapatkan selama menjalankan ibadah, terutama masalah makanan yang dianggap tidak layak.

Baca Juga: Cek Spesifikasi Secara Rinci Laptop Asus Vivobook 14X OLED A1403 Cocok Untuk Pekerjaan Harian

Prayitno mengaku, pada 2 hingga 4 Juli 2023 jamaah yang ada di kloter 17 tidak diberi jatah katering saat berada di Makkah, padahal mestinya petugas haji memberi mereka makan tiga kali sehari.

Informasi yang ia dengar dari ketua kloter, saat itu petugas katering haji sudah tak berada di lokasi, karena persiapan pindah ke Arafah dan Mina, sehingga menyebabkan sebagian besar jemaah kloter 17 bingung.

Mereka akhirnya berinisiatif mengumpulkan uang secara kolektif, untuk membeli peralatan masak, serta bahan makanan berupa telur, beras dan lainnya.

"Saat manasik kami selalu dijelaskan dilarang bawa magic com, wajan, panci. Akhirnya begitu ada informasi enggak dapat makan tiga hari ya bingung kami.

Setelah itu kami jemaah urunan beli magic com, wajan panci, mi ,beras, telur. Kalau habis urunan lagi," ungkapnya Prayitno.

Baca Juga: Delapan Tokoh Penting yang Berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Salah Satunya Orang Jepang

Ia menambahkan, mereka juga tak diberi saat berangkat menuju Mina dan baru mendapatkan jatah makan pada malam hari.

"Mina itu tanah lapang dan cuacanya panas, akibatnya banyak jemaah yang pingsan karena dehidrasi, saya sendiri hampir pingsan karena kepanasan menunggu di tanah lapang tanpa air minum yang cukup dan dengan kondisi perut kosong karena tidak mendapatkan jatah sarapan," tambahnya.

Saat mendapatkan jatah katering sewaktu di Madinah dan Makkah sekalipun, makanan yang didapat jemaah juga disebutnya kurang layak.

"Contohnya cuma diberikan nasi putih dan lauk sambal goreng tahu tempe saja, atau nasi kuning dan orek telur.

Apakah begini cara pemerintah dalam menghormati Tamu Allah? Bagaimana jemaah haji akan mendapatkan tenaga untuk melaksanakan ibadah haji apabila makanannya seperti itu?," ujarnya.

Tak hanya itu, Prayitno dan ratusan jemaah di kloter 17 juga sempat ditelantarkan saat menunggu jemputan bus, dari Musdalifah menuju Mina.***




Editor: Bowo SBS

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler