KALBAR TERKINI - Kota Pontianak, Kalimantan Barat akan hari ulang tahunnya yang ke 252 pada hari Senin, 23 Oktober 2023.
Sejumlah perayaan telah disiapkan untuk merayakan hari jadi Kota Pontianak yang ke 252 ini. Pada ulang tahun kali ini, tema 'Pontianak Bersinar' akan digaungkan kembali dengan semangat baru.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi dalam menyemarakkan ulang tahun kota yang berdiri sejak tahun 1771 ini.
Terdapat pula edaran pada tanggal 23 Oktober 2023 seluruh staf, karyawan dan karyawati diinstruksikan mengenakan pakaian khas Melayu Pontianak, yaitu baju Telok Belanga bagi pria dan Baju Kurong bagi wanita.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Kalimantan Barat, Nomor 6 Bikin Ada di Kabupaten Sintang Cek disini !
Selama bulan Oktober, seluruh instansi pemerintahan, perkantoran, tempat usaha maupun tempat tinggal, diimbau untuk membuat dan memasang Pohon Manggar, umbul-umbul maupun spanduk ucapan Selamat Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Sejarah Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie. Beliau yang membuka pertama Kota Pontianak, pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185.
SYARIF ABDURRAHMAN ALKADRIE kemudian dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak pada tahun 1192 H.
Dahulu, pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah.
Saat ini lokasi tersebut terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Kota Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat yang dilalui Sungai Kapuas.
Kapuas sendiri merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak yang membelah kota yang dikenal dengan nama Kota Khatulistiwa.
Asal Usul Nama Pontianak
Banyak versi dari asal usul nama Pontianak, di antaranya dihubungkan dengan Kuntilanak.
Pada buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM, nama Pontianak berasal dari kisah hantu kuntilanak yang selalu mengganggu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Dahulu setiap menyusuri Sungai Kapuas, Sultan Syarif selalu diganggu kuntilanak. Ia pun merasa terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak tersebut.
Selain itu, lokasi peluru meriam yang ditembakkan jatuh, akan didirikan sebuah kesultanan.
***