Tato Suku Dayak, Budaya Dari Bumi Kalimantan Yang Eksotis, Anthony Kiedis Red Hot Chili Peppers Menggunakannya

4 Oktober 2021, 20:54 WIB
Tato Suku Daya Kalimantan /lokadata

KALBAR TERKINI - Tato suku Dayak, Kalimantan bermotif unik dan menyimpan cerita menarik. Jika beberapa orang memutuskan membuat tato untuk berekspresi, suku Dayak punya alasan lain merajah tubuhnya.

Tato suku Dayak bisa bermakna menunjukkan status sosial, wujud penghormatan pada leluhur, bahkan untuk menangkal penyakit dan roh jahat.

Suku Dayak  tidak sembarangan memilih motif tato, Dilansir kalbarterkini.com dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai makna tato suku Dayak yang merupakan kebudayaan asal Kalimantan.

Baca Juga: Mengulik Panorama Cantik di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat

Tato Jadi Saksi Hidup

Bagi suku Dayak, pembuatan tato dilakukan mulai dari saat kelahiran, perkawinan, bahkan pindah rumah.

Jika Anda mengenal proses khitan saat anak lelaki memasuki akil balig, maka di Dayak dilakukan penatoan yang dilakukan sipatiti (sebutan untuk seniman tato) dengan imbalan seekor babi.

Beda lagi dengan lelaki yang pernah ikut perang dan berhasil membunuh musuh, maka akan mendapat tambahan tato baru yang menjadi kebanggaan.

Sementara untuk anak gadis yang sudah mengalami haid pertamanya akan digelar upacara di sebuah rumah khusus untuk ditato.

Selama proses penatoan, semua laki-laki yang ada di dalam rumah tersebut tidak boleh keluar dan seluruh anggota keluarga wajib menjalani pantangan.

Jika hal-hal tersebut dilanggar, konon keselamatan anak gadis tersebut bisa terancam.

Nah, walau masyarakat Dayak tidak mengenal kasta, status sosial ditunjukan dari tatonya.

Baca Juga: Lirik Lagu Aek Kapuas, Lagu Daerah Kalimantan Barat, Menceritakan Tentang Sungai Kapuas

Anggapannya, semakin banyak tato maka semakin kaya. Sementara orang Dayak yang tak bertato, derajatnya dianggap lebih rendah.

Secara religi, masyarakat juga menganggap tato layaknya obor. Diharapkan semakin banyak ‘obor’, maka jalannya semakin terang saat menuju alam keabadian alias kematian.

Bahan dan Cara Tradisional

Untuk peralatan yang dipakai saat membuat tato, sebetulnya tidak banyak berubah, hanya jarumnya saja yang berganti mengikuti jaman.

Jika pada jaman dulu duri pohon jeruk yang tajam dipakai untuk melubangi kulit, sekarang suku Dayak sudah mengenal jarum.

Sedangkan untuk tintanya, masih memakai jelaga atau abu dari pembakaran yang berwarna hitam pekat. Proses tatonya pun sederhana.

Mata jarum diarahkan ke kulit yang akan ditato, ujung atas jarum diketuk perlahan dengan kayu ulin sampai mengeluarkan darah.

Baca Juga: Lirik lagu Ca Uncang, Lagu Daerah Kalimantan Barat

Lalu luka yang timbul akibat tusukan jarum dioleskan salep racikan khusus dari damar, dan kadang dicampur bubuku emas atau tembaga.

Berbeda dengan tato permanen yang dibuat secara modern, luka pada tato Dayak sembuh lebih lama, sekitar satu bulan.

Nah, untuk membuat tato penuh sebadan seperti orang-orang suku Dayak pada umumnya, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun dengan pertimbangan rasa sakit yang timbul.

Beda Motif, Beda Sejarah

Seperti pepatah ‘a picture is worth a thousand words’, begitupun motif tato Dayak yang memiliki arti tersendiri buat pemakainya.

Umumnya, motif yang dipilih berupa tanaman atau binatang dengan gradasi warna gelap dan terang yang berbeda-beda pada masing-masing suku.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Tentang Ozi, Film Animasi Tentang Orangutan Asal Kalimantan, yang Disutradarai oleh Tim Harper

Orang awam sulit membedakannya. Tapi di mata orang Dayak asli, semua terlihat berbeda.

Untuk menggambarkan seorang lelaki yang menjadi tulang punggung keluarga, maka dibuat tato bermotif bunga terong di punggungnya.

Sedangkan untuk kaum bangsawan pada umumnya memiliki tato bermotif burung enggang. Alasannya, jenis burung ini hanya ada di Kalimantan dan dianggap keramat.

Uniknya, jika traveling biasanya bawa pulang oleh-oleh, suku Dayak justru bawa pulang ‘suvenir’ berupa tato khas dari masing-masing daerah.

Baca Juga: 5 Manfaat Akar Bajakah Kayu Herbal Asal Kalimantan, Nomor Tiga Jauhkan Anda dari Penyakit

Makanya, jika melihat orang Dayak yang tubuhnya dipenuhi tato, berarti dia sering mengunjungi kampung-kampung tetangga.

Beda lagi dengan seseorang yang memiliki tato di bagian tulang kering kakinya menandakan kesenangannya pada petualangan.

Lizard Man Penggemar Tato Dayak

Tidak hanya musisi dan rocker dunia yang ngefans dengan tato asli Indonesia, performer bernama Erik Sprague juga mengagumi tato Dayak.

Lebih ngetop dengan nama Lizard Man, cowok yang secara total ‘menyulap’ dirinya menjadi reptil ini mengaku sudah ditato sejak tahun 1994 dengan waktu pengerjaan sekitar 650-700 jam yang tersebar di seluruh tubuhnya.

Baca Juga: Daun Kratom Disebut BNN Narkoba Asal Kalimantan, Berikut Penjelasan Lengkap, 13 Kali Lebih Kuat dari Morfin

Saat Erik Sprague melihat tato khas Dayak secara langsung, Erik mengaku merasa terhormat dan menghargai tradisi tersebut.

Sementara Anthony Kiedis, vokalis band rock Red Hot Chili Peppers justru ‘lebih niat’ memuaskan kecintaannya pada tato khas Dayak dengan datang langsung ke pedalaman Kalimantan di awal tahun 90’an.

Tidak main-main, dia minta dibuatkan tato motif tribal khas Dayak dengan teknik tradisional.***

Editor: Maya Atika

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler