“Putri Anda seperti anak saya sendiri. putri saya, dan saya merasa kejadian ini terjadi pada salah satu kerabat saya sendiri," katanya lewat telpon.
Namun, beberapa media yang lebih konservatif berusaha untuk melawan rentetan kritik.
Surat kabar harian Pemerintah Iran menuduh kaum reformis 'mengeksploitasi sentimen publik'.
Mereka dianggap menggunakan insiden yang 'tidak menguntungkan' itu, untuk menghasut bangsa melawan pemerintah dan presiden.
Salah satu surat kabar ultra-konservatif, Kayhan, mengklaim, 'jumlah rumor dan kebohongan yang menyebar setelah kematian Mahsa telah meningkat pesat'.
“Namun. publikasi gambar insiden ini oleh polisi menghentikan oportunis untuk mengeksploitasinya,” bantah publikasi tersebut.***
Sumber: Arab News