Kesepakatan itu disertai pemahaman akan membantu meringankan lonjakan harga pangan di negara berkembang.
Tetapi, menurut Putin, justru negara-negara Barat kaya yang mengambil keuntungan dari kesepakatan itu.
"Jika kita mengecualikan Turki sebagai negara perantara, maka hampir semua biji-bijian yang diekspor dari Ukraina, dikirim bukan ke negara berkembang termiskin," kecam Putin.
"...tetapi, ke negara-negara Uni Eropa," tegas Putin.
Ukraina sendiri, dalam catatan Kalbar-Terkini.com, dikenal sebagai 'lumbung pangan Eropa', terutama untuk jagung dan gandum.
Bijian-bijian ini juga banyak diekspor ke negara-negara Afrika, negara-negara Arab di Asia Selatan, serta juga negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Berbagai produk mie instan Indonesia juga mengandalkan bahan baku dari tepung gandum Ukraina.
Putin lebih lanjut menyatakan, Rusia tidak kehilangan apa pun sebagai akibat dari operasi militernya di Ukraina.
Menurutnya, semua tindakan Rusia dirancang untuk memperkuat kedaulatan negara.
Tujuannya, 'membantu orang' yang tinggal di wilayah Donbas, Ukraina timur.