Perang Waterloo 1815 Diprediksi Terulang: Vladimir Putin Bakal Dikeroyok NATO, Bernasib Persis Napoleon I?

- 30 Juni 2022, 11:49 WIB
Erdogan dan Joe Biden berbicara dalam KTT NATO, di Belgia, 14 Juni 2021.
Erdogan dan Joe Biden berbicara dalam KTT NATO, di Belgia, 14 Juni 2021. /Reuters via El Arabiya/

Pertempuran Waterloo terjadi pada 18 Juni 1815 di dekat Waterloo, sekitar 15 kilometer selatan Brussels, Ibukota Belgia. Inilah pertempuran terakhir Napoleon I.

Kekalahan dalam perang ini menjadi penutup sejarah bagi Napoleon I sebagai Kaisar Prancis.

Pertempuran ini juga dicatat dalam sejarah sebagai penutup dari seratus hari sejak larinya Napoleon I dari Pulau Elba.

Kekalahan pasukan Prancis di Waterloo terjadi ketika melawan pasukan Inggris-Belanda-Jerman di bawah pimpinan Jendral Wellington, dan sekutu Prusia-nya, pimpinan Feldmarschall Blücher.

Perang Waterloo telah mengakhiri kekuasaan seratus hari kekuasaan Napoleon, diikuti dengan akhir dari Kekaisaran Prancis I pada 22 Juni 1815.

Setelah kekalahan militernya secara total yang kedua dalam waktu yang berdekatan itu, Prancis dibebankan persyaratan perdamaian yang memberatkan dalam Perjanjian Paris II.

Napoleon I menjadi tawanan perang oleh pihak Inggris dan ditahan di Pulau Santa Helena di Laut Atlantik hingga meninggalnya pada 5 Mei 1821 sebagai orang buangan.

Pertempuran Waterloo sendiri bermula pada 13 Maret 1815, enam hari sebelum Napoléon I tiba di Paris, ketika Kongres Wina menyatakannya sebagai penjahat.

Empat hari kemudian, Britania Raya, Rusia, Austria dan Prusia, memobilisasi tentara mereka untuk mengalahkan Napoléon I.

Napoléon I mengetahui bahwa sekali gagal untuk mencegah satu atau lebih dari sekutu-sekutu Koalisi Ketujuh, maka kesempatan satu-satunya untuk tetap memegang kekuasaan, adalah menyerang sebelum koalisi sempat bergerak.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: AFP Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah