KALBAR TERKINI - Ibarat pepatah bijak bahwa 'mulutmu adalah harimaumu', maka beginilah nasib partai garis keras Stram Kurs, yang menista Islam demi mencari suara di Pemilu Swedia.
Bukan hanya karena 'congor' iblisnya. Kelakuan biadab dari pendiri sekaligus ketua umumnya, Rasmus Paludan, yang membakar dan (maaf) mengencingi Al Quran pada Jumat, 15 April 2022, ternyata hanya menjadi bola mati baginya secara pribadi, dan partai itu sendiri.
Bukan cuma umat Muslim dan semua negara Islam: Orang-orang di Benua Eropa pun mengamuk karena kelakuan pemilik kewarganegaraan ganda (Denmark dan Swedia) ini.
Baca Juga: PROFIL RASMUS PALUDAN! Politisi Rasis Asal Swedia yang Diburu Muslim di Seluruh Dunia Saat ini
Apalagi ketika pendiri Partai Stram Kurs pada 2017 ini menyerukan semua kader partainya untuk menggelar aksi lebih biadab: Membakar Al Quran, terutama di kawasan-kawasan Muslim di semua negara Swedia.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Frontline, Jumat, 21 April 2022, Menteri Kehakiman (Menkeh) Swedia, Morgan Johansson, menyebut Paludan sebagai 'ekstremis bodoh sayap kanan, yang satu-satunya tujuannya adalah mendorong kekerasan dan perpecahan'.
Maka, lengkap sudah nasib Paludan, setelah sebelumnya masuk-keluar penjara di Denmark, salah satu dari negara gandanya, karena terlibat kasus rasis terhadap para pengungsi Timur Tengah, dan anti-Islam.
Reaksi kuat membakar Benua Eropa, termasuk makian dari umat Nasrani sebagai penduduk mayoritas ke Rasmus, ketika politikus sayap kanan Denmark-Swedia ini mengumumkan bahwa dia mengorganisir serangkaian pertemuan di seluruh Swedia pekan lalu, untuk membakar massal Al-Qur'an.