MENGERIKAN! Rusia Temukan 30 Lab Biologi AS di Ukraina: Pemicu Utama Operasi Militer Darurat Kremlin!

- 10 Maret 2022, 06:24 WIB
Rusia: Biolab AS di Ukraina Kembangkan Senjata Biologis
Rusia: Biolab AS di Ukraina Kembangkan Senjata Biologis /TASS


KALBAR TERKINI - Kementrian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa operasi militer Moskow ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022, merupakan perintah khusus yang sangat darurat.

Hal ini harus dilakukan setelah Kremlin memastikan keberadaan 30 jaringan laboratorium senjata biologis AS di Ukraina.

Atas dasar itu, Presiden Vladimir Putin segera memerintahkan operasi militer khusus darurat pada 24 Febnruari lalu.

Baca Juga: Hassan, Bocah Ukraina 11 Tahun Mengungsi Sendirian Menempuh Perjalanan 700 Mil ke Slovakia saat Invasi Rusia

Selain sangat membahayakan, AS dan Ukraina diklaim telah melanggar Pasal 1 Konvensi PBB tentang Larangan Senjata Bakteriologis dan Racun.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Sputnik International, Rabu, 9 Maret 2022, hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland dalam sidang Senat Rusia tentang Ukraina pada Selasa, 8 Maret 2022.

Menanggapi dokumen yang diumumkan oleh Rusia sejak Senin lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan, Tiongkok segera mendesak AS.

Baca Juga: Kisah Mantan Miss Ukraina Veronika Didusenko Selamatkan Diri Bersama Putranya saat Invasi Rusia Meletus

Temuan ini dinilainya hanya fenomena puncak gunung es sehingga AS harus 'mengklarifikasi sepenuhnya kegiatan militerisasi biologisnya di dalam dan luar negeri' lewat 336 biolab di 30 negara.

Dalih AS disebutnya adalah kerja bersama untuk mengurangi risiko biosekuriti, dan memperkuat kesehatan global. "Anda tidak salah dengar , 336,” kata Zhao.

Washington juga disebutnya telah secara sepihak menolak inspeksi internasional terhadap fasilitas-fasilitas ini.

Baca Juga: Breaking News: Rusia Umumkan Gencatan Senjata Perang Ukraina, Analis: Jalan Untuk Penghancuran Massal

Itu termasuk biolab Fort Detrick milik Pentagon yang berbasis di Negara Bagian Maryland, terkait asal mula Covid-19, di mana China telah lama dituduh Barat sebagai dalang virus tersebut.

“Apa niat sebenarnya Amerika? Apa sebenarnya yang mereka lakukan?” tanya juru bicara China itu.

Sebelumnya, masih dilaporkan Sputnik International, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah memantau dengan cermat program senjata biologis yang dikembangkan oleh Pentagon di negara-negara bekas Uni Soviet.

Nuland menyatakan, Ukraina menjadi tuan rumah apa yang disebutnya sebagai 'fasilitas penelitian biologis', dan menambahkan bahwa AS khawatir smeua itu bisa berada di bawah kendali pasukan Rusia.

 

Operasi khusus langsung digelar Kremlin dari berbagai penjuru di Ukraina setelah militernya menerima perintah penghancuran mendesak terhadap patogen berbahaya, termasuk antraks, kolera, dan wabah yang jelas melanggar Konvensi Senjata Biologis dan Racun (BTWC).

“Sekarang dokumen-dokumen tersebut sedang dianalisis oleh spesialis militer dari pasukan perlindungan radiasi, kimia dan biologi Rusia,” kata juru bicara kementerian, Igor Konashenkov.

Ditambahkan, Pentagon telah mengalami kesulitan dalam melanjutkan eksperimen biologis rahasianya dengan dimulainya operasi khusus Rusia di Ukraina.
Ketika operasi khusus dilancarkan Rusia di Ukriana, menurut Konashenkov, fasilitas itu sedang mengembangkan komponen untuk senjata biologis.

"Dengan dimulainya operasi militer khusus, Pentagon memiliki keprihatinan serius tentang pengungkapan eksperimen biologi rahasia di wilayah Ukraina," katanya.


Dalam waktu dekat, kementerian akan merilis analisis dokumen yang diterima.

Masih dari Sputnik International, kontroversi telah lama mengelilingi semua 'fasilitas biologis' jenis ini yang didirikan di Georgia, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Tajikistan pasca runtuhnya Soviet.

Selain itu sempat muncul desas-desus bahwa eksperimen yang didanai Pentagon ini telah menjadikan pasukan militer lokal sebagai kelinci percobaan untuk diperiksa terkait ketahanan terhadap penyakit berbahaya.


Pada Senin lalu, Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia Rusia, mengungkapkan adanya jaringan lebih dari 30 laboratorium biologi di seluruh Ukraina yang dijalankan oleh militer AS.

Beberapa fasilitas ini dikhawatirkan terlibat dalam produksi senjata kimia.

Dalam sebuah pengarahan, komandan Pasukan NBC Letnan Jenderal Igor Kirillov menyatakan, AS menghabiskan lebih dari 200 juta dolar AS untuk program tersebut.

Program ini dibagi menjadi pekerjaan pemantauan, penelitian dan sanitasi-epidemiologis, termasuk studi agen senjata biologis potensial dengan fokus alami yang dapat menular ke manusia.

Pekerjaan tersebut dilaporkan telah dilakukan di bawah lingkup Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan Pentagon,, dengan kontraktor swasta Black & Veatch, yang ditugaskan untuk membantu mengimplementasikan proyek.

Mengutip contoh konkret, Kirillov melaporkan keberadaan laboratorium di Kota Lviv, Ukraina barat, yang menangani agen infeksi, termasuk wabah, antraks, dan brucellosis.

Sedangkan laboratorium di kota timur Kharkov dan Poltava, menangani difteri, salmonellosis, dan disentri.

Pada 2020 dan 2021, lanjutnya, Pentagon menghabiskan 11,8 juta dolar AS untuk sebuah proyek yang dikenal sebagai Diagnostik, Pengawasan, dan Pencegahan Penyakit Zoonosis di Angkatan Bersenjata Ukraina.

Selama periode yang sama, Kementerian Pertahanan Jerman disebut telah melakukan penelitian terhadap patogen penyakit hemoragik Kongo-Krimea, leptospirosis, meningitis, dan hantavirus di Ukraina.

Pekerjaaan ini dilakukan dalam kerangka inisiatif atas sponsor Jerman untuk 'memastikan keamanan biologis' negara-negara yang berbatasan dengan Uni Eropa.


Selain itu, komandan itu menyatakan, ribuan sampel serum terutama pasien 'etnis Slavia' telah dikirim dari laboratorium Ukraina ke Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed di Silver Spring, Maryland, dengan dalih pengujian metode pengobatan Covid-19.

Pada Minggu lalu, militer Rusia mempublikasikan dokumen yang diperoleh dari biolab dari Poltava dan Kharkov yang mencantumkan instruksi Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Liashko agar pekerja laboratorium untuk menghancurkan berbagai patogen, termasuk antraks, wabah, tularemia, kolera dan penyakit mematikan lainnya

Maria Zakharova: Ancaman Serius ke Rusia

Keberadaan biolaboratories AS di Ukraina ini benar-benar mengubah gambaran keterlibatan Washington dalam krisis, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Rabu ini.

Menurutnya, temuan ini menimbulkan ancaman langsung ke Rusia sehingga pasukan Kremlin bergerak cepat ke Ukraina.

"Ini benar-benar mengubah gambaran keterlibatan AS dalam nasib Ukraina, dan bukan hanya instrumen pengaruh, bukan hanya instrumen pencegahan, itu adalah instrumen ancaman langsung ke negara kita," kata Zakharova.

"Jika kegiatan biolaboratorium di Ukraina tidak dihentikan, perkembangannya akan menjadi tidak terkendali," tambah pejabat itu.***

Sumber: Sputnik International

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x