Yaman Kelaparan, Housthi makin Ganas, AS tentang Sanksi: Luar Biasa Menderita!

- 3 Maret 2021, 17:13 WIB
HOUTHI -  AS memberlakukan sanksi kepada  Militan Houthi karena melancarkan serangan di berbagai wilayah di Yaman dengan persenjataan dari Iran. Tampak empat personel Houthi menaiki  truk menuju Hodeidah./REUTERS/
HOUTHI - AS memberlakukan sanksi kepada Militan Houthi karena melancarkan serangan di berbagai wilayah di Yaman dengan persenjataan dari Iran. Tampak empat personel Houthi menaiki truk menuju Hodeidah./REUTERS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI -  Amerika Serikat sejak Selasa, 2 Mart 2021, memberlakukan sanksi terhadap dua pemimpin militer milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Keduanya dituduh mendapatkan senjata dari Iran dan mengatur serangan ke berbagai wilayah di Yaman sendiri.  

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Asharq al-Awsat, Rabu, 3 Maret  2021, sanksi ini merupakan sebagai tindakan hukuman pertama di masa Pemerintahan Joe Biden terhadap Houthi.   

Sanksi itu kontras dengan keputusan Departemen Luar Negeri AS di masa pemerintahan Donald Trump yang mencabut kategori teroris kepada Houthi.  Pencabutan ini terkait kekuatiran Trump bahwa menjelang akhir masa jabatannya, milisi ini akan semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman.

Baca Juga: Pangkalan AS di Irak Dihantam Roket, Paus Francis Terancam!

 

Tetapi pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengisyaratkan batas toleransi AS terhadap Houthi. Washington juga memperingatkan bahwa pihaknya bakal terus menekan kepemimpinan Houthi.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mempromosikan  akuntabilitas kepemimpinan Houthi atas tindakan mereka, yang telah berkontribusi pada penderitaan luar biasa rakyat Yaman," kata Direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Andrea Gacki dalam pernyataan Departemen Keuangan AS.

Langkah AS pada Selasa lalu itu yakni memasukkan Mansur Al-Sa'adi ke daftar hitam. Dia adalah Kepala Staf Angkatan Laut Houthi dan Ahmad 'Ali Ahsan al-Hamzi selaku Komandan Angkatan Udara dan Pertahanan Udara Yaman yang berpihak ke Houthi.

Baca Juga: Turut Cerdaskan Anak Perbatasan, Personel Satgas Yonif 407/Padma Kusuma Menjadi Tenaga Pendidik

Departemen Keuangan AS menuduh kedua pemimpin mengatur serangan oleh Houthi yang mempengaruhi orang-orang Yaman, negara-negara tetangga dan kapal komersial di perairan internasional dalam tindakan yang diklaim AS untuk memajukan agenda destabilisasi rezim Iran.  

“Amerika Serikat mengutuk penghancuran situs sipil oleh militan Houthi yang ditunjuk hari ini. Orang-orang ini memimpin pasukan yang memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman, ”kata Gacki.  

Peperangan  mengakibatkan negara miskin itu ke dalam sebuah situasi yang disebut oleh Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Baca Juga: Perang Ukraina vs Rusia, Tahukah jika 30 Persen Senjata Era Soviet Dibuat di Ukraina?

Departemen Keuangan AS menyatakan, Iran telah meningkatkan konflik dengan memberikan bantuan keuangan dan material langsung kepada Houthi, termasuk senjata kecil, rudal, bahan peledak dan kendaraan udara tak berawak, atau drone, yang telah digunakan untuk melawan pemerintah Yaman yang sah.  

Selain itu, Departemen Keuangan AS juga mengatakan, Al-Sa'adi telah menerima pelatihan ekstensif di Iran, dan membantu menyelundupkan senjata ke Yaman. Sementara al-Hamzi telah memperoleh senjata buatan Iran untuk digunakan dalam perang, termasuk dalam serangan pesawat tak berawak. 

Sanksi pada Selasa  lalu diberlakukan di bawah perintah eksekutif AS, yang bertujuan membekukan aset orang yang mengancam perdamaian, keamanan atau stabilitas Yaman . Juga diberlakukan blokir atas semua properti yang mungkin dimiliki orang-orang yang masuk daftar hitam, di bawah yurisdiksi AS.Semua warga negara AS juga dilarang berurusan dengan mereka.*** 

 

Sumber: Asharq al-Awsat

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x