Hanya saja, Presiden Zelensky masih saja menyebut gencatan senjata tersebut sebagai 'gencatan senjata paling stabil' sejak pecahnya perang pada 2014. Lebih dari 13 ribu lebih orang tewas sejak Rusia melancarkan perang di UkraiHorlivna timur sejak musim semi 2014.
Masih pada Senin, sebuah bom meledak di kolong mobil yang dinaiki seorang pejabat milisi separatis dukungan Rusia di Kota Horlivka, Ukraina timur. Ledakan bom itu disertai serentetan tembakan. Pejabat yang hanya terluka parah ini oleh media Rusia diidentifikasikan sebagai Sergei Popov, pemimpin unit polisi di wilayah Donetsk yang dikendalikan separatis.
Baca Juga: Agar Tepat Sasaran, Babinsa Gua Dampingi Penyaluran Bantuan Korban Banjir
Sebuah laporan mengidentifikasikan, Popov yang bernama sandi Dolgy, adalah komandan batalyon milisi rakyat Republik Rakyat Donetsk. Tidak ada klaim atau konfirmasi langsung dari Pemerintah Ukraina terkait serangan itu.
Republik Rakyat Donetsk adalah satu dari dua entitas administratif yang mengawasi fungsi pemerintah di bagian timur Ukraina yang dikontrol selama bertahun-tahun oleh separatis, dan tak diakui otoritas Ukraina.
Adapun insiden tersebut adalah yang terbaru setelah selama ini para pemimpin milisi terkemuka di timur Ukraina disebut-sebut menjadi sasaran pemboman yang mencurigakan. Pada 2018, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Aleksandr Zakharchenko, tewas dalam serangan bom di Donetsk.
Baca Juga: Jepang Digoyang Gempa, 153 Cedera, 12 Luka Parah
Pada Februari 2017, Mikhail Tolstykh, komandan separatis yang dikenal sebagai Givi, juga tewas dalam ledakan seripa di kantornya di Donetsk. Arseny Pavlov, komandan milisi terkemuka lainnya yang dikenal sebagai Motorola, tewas ketika sebuah bom meledak di lift di gedung apartemen Donetsk miliknya, Oktober 2016. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, meskipun kecurigaan sering jatuh ke Badan Intelijen Ukraina.
Sejak perang meletus di timur Ukraina pada April 2014, belasan ribu jiwa telah tewas dalam pertempuran yang disebut mengadu domba antara separatis dukungan Rusia melawan pasukan Pemerintah Ukraina. Namun, Moskow membantah mendanai atau memasok senjata ke pasukan separatis meskipun banyak bukti menunjukkan keterlibatannya.***