Prancis Krisis Energi: Demo Mogok Massal terus Berlangsung!

18 Oktober 2022, 16:52 WIB
Antrean kendaraan yang mengular di SPBU Inggris karena adanya krisis BBM akibat kekurangan sopir truk tanker pada September 2021. /Reuters/Peters Nicholls/

PARIS, KALBAR TERKINI - Krisis bahan bakar yang melanda Prancis telah memicu seruan aksi demo massal dari serikat-serikat pekerja.

Jika demo berupa mogok massal terjadi lagi pada Selasa, 18 Oktober 2022. inilah tantangan terberat bagi Presiden Emmanuel Macron.

Macron terpilih kembali dalam Pilpres Prancis pada Mei 2022.

Baca Juga: Nord Stream Diledakkan AS, Pelajaran untuk Eropa, Putin: Tertangkap Basah!

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari stasiun televisi berita Prancis, Euro News, transportasi umum dan sekolah diperkirakan akan terkena dampak parah.

Begitu pula dengan sektor layanan kesehatan dan energi.

Karyawan di sektor publik dan swasta telah diminta untuk berhenti bekerja.

Aksi mogok ini merupakan perpanjangan dari aksi industri, yang telah mengganggu kilang utama Prancis. dan pasokan ke pompa bensin.

Sejak Senin, 17 Oktober 2022, Macros terus meggelar rapat Istana Elysée.

Tujuannya, ingin segera menyelesaikan kesulitan pasokan bahan bakar untuk Prancis 'secepat mungkin'.

Seorang sumber anonim mengakui, Presiden Republik Prancis menyerukan semangat untuk bertanggung jawab bagi semua warga negara.

"Presiden menyoroti konsekuensi yang tak tertahankan bagi mereka yang menderita setiap hari dari neraka ini," katanya.

Saat gangguan terhadap transportasi umum mulai terjadi, para komuter terlihat tiba lebih awal di stasiun.

Mereka mencoba untuk berangkat kerja, sementara kemacetan lalu lintas yang lebih parah dari biasanya, dilaporkan terjadi di sekitar Paris.

Kereta regional serta jaringan pinggiran kota telah mengurangi layanan.

Sementara metro Paris juga terpengaruh, dan beberapa layanan Eurostar telah dibatalkan.

Namun, kereta TGV jarak jauh diperkirakan hanya sedikit terpengaruh.

Beberapa pekerja kereta api berniat untuk memperpanjang pemogokan selama beberapa hari ke depan.

Mogok ini direncanakan hingga hari libur All Saints' Day pada Jumat malam, untuk merundingkan kenaikan gaji.

Serikat pekerja layanan sipil juga telah dipanggil untuk bergabung dengan pemogokan pada Selasa.

Jika terjadi maka ,aksi ini kemungkinan akan menimbilkan gangguan di sekolah dan fasilitas umum lainnya.

Demonstrasi dijadwalkan di seluruh negeri, yang di Paris mulai pukul 1400 CEST.

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Paris pada Minggu untuk memprotes kenaikan bahan bakar.

Pemogokan terjadi karena ketegangan meningkat atas inflasi yang tinggi.

Mereka juga khawatir atas biaya hidup.

Padahal, angka resmi untuk Agustus 2022 menunjukkan, tingkat inflasi Prancis pada 6,6 persen adalah yang terendah di Uni Eropa.

Di tengah konteks politik yang tegang, Pemerintah Prancis akan meloloskan RUU anggaran 2023.

RUU ini menggunakan kekuatan konstitusional khusus, yang akan memungkinkannya melewati pemungutan suara di parlemen.

Demikian dinyatakan Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne pada Minggu.

Para pemimpin serikat pekerja berharap para pekerja akan diberi energi oleh keputusan pemerintah.

Hal ini memaksa beberapa dari mereka kembali bekerja di depot bensin untuk mencoba agar bahan bakar mengalir lagi.

Bagi beberapa orang, langkah ini akan membahayakan hak mogok.

Serikat pekerja CGT telah menyerukan pemogokan lanjutan ke minggu keempat di TotalEnergies.

Seruan ini dinyatakan meskipun perusahaan minyak tersebut mencapai kesepakatan termasuk kenaikan tujuh persen.

Juga dijanjikan bonus pada Jumat dengan serikat pekerja lainnya.

CGT menuntut kenaikan gaji 10 persen, mengutip inflasi dan keuntungan besar yang dibuat oleh perusahaan.

Pemogokan telah meluas ke bagian lain dari sektor energi.

Ini termasuk di raksasa nuklir EDF di mana pekerjaan pemeliharaan yang penting untuk pasokan listrik Eropa akan tertunda.

Pemogokan tersebut mempengaruhi pekerjaan di 10 pembangkit listrik tenaga nuklir Prancis.

Demikian dinyatakan oleh seorang perwakilan dari serikat FNME-CGT pada Senin kepada Reuters.

Ini ditandai dengan penundaan pemeliharaan lebih lanjut di 13 reaktor, dan produksi listrik Prancis berkurang total 2,2 gigawatt.***

Sumber: Euro News

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Euro News

Tags

Terkini

Terpopuler