Biden Dipermalukan Pangeran Saudi Mohammad Bin Salman, Putra Mahkota: Hanya NATO yang Mau Berurusan dengan AS!

17 Juli 2022, 11:12 WIB
Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS). /Tangkapan layar Instagram.com/@djumani7

RIYADH, KALBAR TERKINI - Presiden AS Joe Biden benar-benar dipermalukan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat Biden berkunjung ke Riyadh, Jumat, 15 Juli 2022 waktu setempat.

AS lewat Bien diminta untuk tidak memaksakan dirinya agar Saudi mengikutinya.

Kepada Biden, Mohammed bin Salman meminyinggung pula soal berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan AS.

Emosi Putra Mahkota Arab Saudi perlahan memuncak ketika Biden menanyakan secara singkat terkait kematian jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Baca Juga: Bye-bye Mike Ashley, Selamat Datang di Newcastle United Mohammad bin Salman

Menjawab pertanyaan Biden, Mohammed bin Salman menyatakan bahwa apa yang terjadi dengan Khashoggi, 'disesalkan'.

Masalah jurnalis Saudi yang disebut-sebut dibunuh secara sadis telah membuat hubungan AS-Saudi sempat memanas.

Apalagi karena kasus itu, menurut catatan Kalbar-Terkini.com, Biden ketika berkampanye selama Pilpres AS pada 2020, berjanji akan menjadikan Saudi sebagai negara 'pariah' dalam kasus HAM.

Adapun selama pertemuan Mohammed bin Salman dan Biden pada Jumat kemarin waktu setempat, dilansir dari Arab News, Sabtu, 16 Juli 2022, durasinya molor.

Baca Juga: Mohammad bin Salman Beli Newcastle Lebih Murah dari Lukisan Leonardo da Vinci Palsu

Menurut seorang pejabat senior Saudi yang hadir dalam pertemuan, dialog pangeran dan Presiden AS menjadi tiga jam dari jadwal satu setengah jam.

Hanya saja, pertemuan tiga jam ini menyentuh sejumlah masalah umum.

Putra mahkota mengingatkan Biden bahwa sementara kedua negara berbagi beberapa nilai, maka akan selalu ada hal-hal yang saling bertentangan yang tetap harus dihormati.

“Jika kita berasumsi bahwa AS hanya akan berurusan dengan negara-negara yang memiliki 100 persen nilai dan prinsip, tidak akan ada negara yang mau berurusan dengannya, kecuali negara-negara NATO,” katanya.

Mohammed bin Salman menambahkan bahwa kedua negara harus hidup berdampingan, terlepas dari perbedaan mereka.

Ini terjadi selama diskusi tentang kasus Khashoggi, yang diangkat secara singkat oleh Biden.

Menurut putra mahkota, kematian Khashoggi 'disesalkan', dan Kerajaan Saudi telah melakukan semua prosedur hukum.

Prosedur lebih lanjut untuk mencegah kesalahan di masa depan, juga dilakukan.

Sumber itu menambahkan, Mohammed bin Salman mencatat bahwa insiden seperti itu terjadi di seluruh dunia, dan bahwa jurnalis dibunuh di tempat lain pada tahun yang sama.

Putra mahkota sebagaimana dikutip menegaskan bahwa itu kontraproduktif untuk mencoba memaksakan nilai-nilai dengan kekuatan.

"Seperti yang ditunjukkan AS di Irak dan Afghanistan , ini sesuatu yang AS belum berhasil," tambahnya.

"Para penyintas dari seluruh keluarga yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak di Afghanistan pada Agustus 2021, masih menunggu keadilan," tambah sang pangeran.

Dan dia mencontohkan keterlibatan AS di Abu Ghuraib.

Putra mahkota juga merujuk pada pembunuhan jurnalis AS, Shireen Abu Akleh, yang mempertanyakan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahnya, dan negara-negara lain di dunia.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler