Rusia Kepung Pabrik Baja Mariupol, Ribuan Tentara Ukraina Terjebak, Enggan Menyerah!

22 April 2022, 15:19 WIB
Usai Rusia berhasil mengambil alih kota Mariupol, kini mereka memblokir bantuan dari luar dan mengepung pasukan Ukraina. /Alexander Ermochenko/Reuters

KIEV, KALBAR TERKINI - Sekitar 2.000 tentara dan warga sipil Ukraina terjebak dalam terowongan di pabrik baja Azovstal di Mariupol, kota pelabuhan di tenggara Kiev, Ibukota Ukraina, Kamis, 21 April 2022 ini.

Memiliki terowongan dan bunker sepanjang 24 kilometer, Azovstal adalah pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota pelabuhan terbesar di negara tersebut.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Kamis waktu setempat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan dalam pertempuran untuk Mariupol.

Baca Juga: Putin dan Presiden Palestina Saling Telepon, Bahas Tentang Israel Hingga Ukraina

Kendati begitu, Putin memerintahkan untuk tidak mengambil risiko dengan lebih banyak kerugian jika pasukannya harus menyerbu pabrik baja raksasa itu.

Sebagai gantinya, Putin mengarahkan pasukannya untuk menutup Azovstal, agar semua orang yang bersembunyi di terwongan dan bunker itu, disebutnya 'lalat', tak ada yang bisa lolos.

Pasukan Rusia telah membombardir Mariupol sejak hari-hari awal konflik sehingga menciptakan banyak reruntuhan.

Pejabat tinggi Rusia telah berulang kali mengklaim bahwa kota itu akan jatuh, tetapi pasukan Ukraina ternyata mampu bertahan.

Baca Juga: Presiden Ukraina Tantang Presiden Rusia Putin, Sebut Rusia bakal Keok, Zelensky: Perang 10 Tahun pun Oke!

Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa ribu pejuang Ukraina, menurut perkiraan Rusia, bersembunyi di pabrik itu.

Selama menggempur situs tersebut, pasukan Rusia berulang kali mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan mereka agar menyerah.

Namun pada Kamis, seperti yang telah dilakukan sebelumnya, Putin tampaknya mengubah narasi. dan menyatakan kemenangan.

“Penyelesaian pekerjaan tempur untuk membebaskan Mariupol telah sukses,” katanya ketika tampil bersama menteri pertahanannya. "Selamat."

Baca Juga: HARAM! Jepang Cekal Vodka, para Pemabuk Patah Hati Akibat Perang Ukraina dengan Rusia

Ukraina mencemooh gagasan bahwa kemenangan Rusia di Mariupol sudah tercapai.

“Situasi ini berarti sebagai berikut: Mereka tidak dapat secara fisik menaklukkan Azovstal. Mereka telah memahami ini. Mereka menderita kerugian besar di sana,” kata Oleksiy Arestovich, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Dengan menggambarkan misi sebagai sebuah keberhasilan, Putin kemungkinan berusaha untuk mengalihkan fokus dari pabrik, yang telah menjadi simbol pembangkangan global.

Bahkan tanpa pabrik itu, Rusia tampaknya memiliki kendali atas sisa kota dan pelabuhan vitalnya, meskipun fasilitas-fasilitas itu tampaknya telah rusak parah.

Penaklukkan Mariupol akan mewakili kemenangan terbesar Kremlin dalam perang di Ukraina. Ini akan membantu Moskow mengamankan lebih banyak garis pantai, menyelesaikan jembatan darat antara Rusia dan Semenanjung Krimea, yang direbut Rusia pada 2014.

Hal ini juga memungkinkan Putin untuk mengalihkan lebih banyak kekuatan ke pertempuran yang lebih besar, untuk jantung industri timur Ukraina.

Para pejabat Ukraina mengklaim, dari total sekitar 2.000 orang yang terjebak di dalam terowongan dan bunker pabrik,sekitar 1.000 di antaranya adalah awarga sipil.

Selain itu, diklaim pula bahwa 500 tentara Ukraina yang terluka terjebak di situ.

Sementara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan, situs itu diblokir, dan diprediksi bisa diambil alih dalam beberapa hari.

“Saya menganggap usulan penyerbuan kawasan industri tidak ada gunanya. Saya memerintahkan untuk menggugurkannya," jawab Putin.

Ditambahkan bahwa dia khawatir tentang 'kehidupan dan kesehatan tentara dan perwira Rusia jika memaksa masuk ke pabrik.

“Tidak perlu naik ke katakombe ini, dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini,” katanya. “Blokir kawasan industri ini sehingga tidak ada lalat yang masuk.”

Perintah Putin mungkin berarti bahwa pasukan Rusia berharap mereka bisa menunggu para pejuang Ukraina menyerah, setelah kehabisan makanan atau amunisi.
Pengeboman pabrik bisa terus berlanjut.

Semua pihak yang bertikai mengklaim, lebih dari 100.000 orang diyakini terjebak dengan sedikit atau tanpa makanan, air, panas atau obat-obatan di Mariupol, yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 430.000 jiwa.

Kota ini telah menarik perhatian dunia sebagai tempat dari beberapa penderitaan terburuk perang, termasuk serangan udara mematikan di rumah sakit bersalin dan teater.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan, negaranya dan negara lain menekan Rusia untuk mengizinkan warga sipil keluar dari Mariupol, dan berhenti menyerang jalur evakuasi potensial.

Empat bus dengan warga sipil berhasil melarikan diri dari kota itu pada Rabu lalu setelah beberapa upaya gagal, menurut Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

“Agenda Rusia sekarang ini bukan untuk merebut tempat-tempat yang sangat sulit di mana Ukraina dapat bertahan di pusat-pusat kota," kata pensiunan Laksamana Muda Inggris Chris Parry.

Parry menyebutnya sebagai perubahan dalam 'pendekatan operasional', ketika Rusia mencoba untuk belajar dari kegagalannya dalam konflik delapan minggu, yang dimulai dengan harapan serangan kilat yang akan menghancurkan pasukan Ukraina yang diklaim kalah senjata dan kalah jumlah dan merebut Kiev.

Sebaliknya, pasukan Moskow menjadi macet oleh perlawanan ulet yang tak terduga dengan korban yang terus meningkat dan mundur dari ibukota.

Selama berminggu-minggu, menurut para pejabat Rusia, merebut Donbas, kawasan industri timur Ukraina yang sebagian besar berbahasa Rusia, adalah tujuan utama perang sekarang ini.

Pekan ini, pasukan Moskow membuka fase baru perang, lewat serangan mematikan di garis depan sepanjang 480 kilometer dari kota timur laut Kharkiv ke Laut Azov.

“Mereka menyadari jika mereka tertahan di area yang sangat lengket seperti Mariupol, mereka tidak akan menutupi bagian lainnya,” kata Perry.

Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, Rusia mungkin ingin menunjukkan keberhasilan yang signifikan menjelang Hari Kemenangan pada 9 Mei 2022, hari paling membanggakan dalam kalender Rusia, menandai kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

"Ini dapat mempengaruhi seberapa cepat dan kuat mereka berusaha untuk melakukan operasi menjelang tanggal ini," kata kementerian itu.

Sementara itu, kekuatan Barat menggandakan dukungan mereka terhadap Ukraina, bergerak untuk memasukkan lebih banyak senjata berat.

Di Luhansk, salah satu dari dua wilayah yang membentuk Donbas, gubernur menyatakan bahwa pasukan Rusia menguasai 80 persen wilayahnya.

Sebelum Rusia menginvasi pada 24 Februari 2022, pemerintah Kiev menguasai 60 persen Luhansk.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber The Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler