Tiga Tentara Ukraina Tewas Dibom, Diduga Pelakunya Milisi Dukungan Rusia

16 Februari 2021, 01:05 WIB
UKRAINA - Tentara Ukraina terus menggempur milisi Republik Rakyat Donetsk yang didukung Rusia di wilayah timur Ukraina. Sejak perang meletus pada April 2014, lebih 13.200 orang tewas dari kedua belah pihak./PIXABAY/ /

DONETSK,   KALBAR TERKINI - Tiga personek Brigade Udara ke-81 Ukraina tewas oleh sebuah ledakan misterius di zona perang Donetsk, Ibu Kota Provinsi Oblast Donetsk, Republik Ukraina, Minggu 14 Februari 2021. Layanan Pers Operasi Gabungan Rusia menyatakan, pelaku penyerangan tersebut masih diselidiki.

Pada Senin, 15 Februari 2021, barulah jenazah tiga prajurit nahas tersebut berhasil diidenfikasi. Ketiganya yakni Kapten Oleksandr (46) selaku komandan serta dua prajuritnya, Dmytro Myronenko (26) dan Vyacheslav Oleksiyenko (33).

Dilansir Kalbarterkini.com dari  media online Ukraina, Uazmi.com, Senin, Polisi Militer Ukraina bersama pimpinan unit militer masih berada di lapangan untuk menyelidiki peristiwa tersebut. 

Baca Juga: Jepang Digoyang Gempa, 153 Cedera, 12 Luka Parah

Ketiga tentara itu diserang bom ketika sedang bergerak di sepanjang garis depan dekat Kota Novoluhanske di Donetsk Oblast, sekitar 42 kilometer dari Horlivka, kota terdekat yang dikendalikan oleh separatis dukungan Rusia. Brigade Udara ke-81 Ukraina yang sedang berpatroli berhasil menemukan jenazah ketiganya. 

Selama satu setengah bulan sejak 2020, sebanyak 13 tentara Ukraina  tewas dalam perang melawan kelompok militan pimpinan Rusia menyusul terjadinya pelanggaran gencatan senjata yang seharusnya dimulai pada 27 Juli 2020. Sebagian besar korban jiwa tahun ini disebabkan oleh peluru dari penembak jitu (snipper).

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andiy Yermak atas nama Presiden  Volodymyr Zelensky, meningkatnya jumlah serangan penembak jitu tak lain karena adanya provokasi  terorganisir yangdisengaja untuk mengakhiri gencatan senjata.

Baca Juga: Para Tersangka Korupsi Ketapang Ditahan, Sejumlah Orang Penting di Kalbar Menyusul?

"Tidak ada pembicaraan lebih lanjut, karena orang-orang kami terlanjur dibunuh. Yang harus kami tekankan bahwa  mereka dibunuh oleh regu penembak jitu khusus (dikerahkan ke berbagai lokasi garis depan). Mereka adalah pembunuh profesional yang sengaja didatangkan khusus untuk ini,” tegas Yermak yang sedang mengawal Presiden Zelensky ke garis depan pada Kamis, 11 Februari 2021. 

Hanya saja, Presiden Zelensky masih saja menyebut gencatan senjata tersebut sebagai 'gencatan senjata paling stabil' sejak pecahnya perang pada 2014. Lebih dari 13 ribu lebih orang tewas sejak Rusia melancarkan perang di UkraiHorlivna timur sejak musim semi 2014. 

Masih pada Senin, sebuah bom meledak di kolong mobil yang dinaiki  seorang pejabat milisi separatis dukungan Rusia di Kota Horlivka, Ukraina timur. Ledakan bom itu disertai serentetan tembakan. Pejabat yang hanya terluka parah ini oleh media Rusia diidentifikasikan sebagai Sergei Popov, pemimpin unit polisi di wilayah Donetsk yang dikendalikan separatis.

Baca Juga: Agar Tepat Sasaran, Babinsa Gua Dampingi Penyaluran Bantuan Korban Banjir

Sebuah laporan mengidentifikasikan, Popov yang bernama sandi Dolgy, adalah komandan batalyon milisi rakyat Republik Rakyat Donetsk. Tidak ada klaim atau konfirmasi langsung dari Pemerintah Ukraina terkait serangan itu.

Republik Rakyat Donetsk adalah  satu dari dua entitas administratif yang mengawasi fungsi pemerintah di bagian timur Ukraina yang dikontrol selama bertahun-tahun oleh separatis, dan tak diakui otoritas Ukraina. 

Adapun insiden tersebut adalah yang terbaru setelah selama ini para pemimpin milisi terkemuka di timur Ukraina disebut-sebut menjadi sasaran pemboman yang mencurigakan. Pada 2018, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Aleksandr Zakharchenko, tewas dalam serangan bom di Donetsk.

Baca Juga: Jepang Digoyang Gempa, 153 Cedera, 12 Luka Parah

Pada Februari 2017, Mikhail Tolstykh, komandan separatis yang dikenal sebagai Givi, juga tewas dalam ledakan seripa di kantornya di Donetsk. Arseny Pavlov, komandan milisi terkemuka lainnya yang dikenal sebagai Motorola, tewas ketika sebuah bom meledak di lift di gedung apartemen Donetsk miliknya, Oktober 2016. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, meskipun kecurigaan sering jatuh ke Badan Intelijen Ukraina.

Sejak perang meletus di timur Ukraina pada April 2014, belasan ribu jiwa telah tewas dalam pertempuran yang disebut mengadu domba antara separatis dukungan Rusia melawan pasukan Pemerintah Ukraina. Namun, Moskow membantah mendanai atau memasok senjata ke pasukan separatis meskipun banyak bukti menunjukkan keterlibatannya.***

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber:  Uazmi.com

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler