Jual 7 Rumah dan Evolusi Roket SpaceX Demi Ambisi Gila Elon Musk, Membangun Koloni di Mars

16 Mei 2022, 10:51 WIB
Jokowi dan Elon Musk bertemu di markas SpaceX Boca Chica, Amerika Serikat pada Minggu, 15 Mei 2022 /Foto: Twitter/@jokowi/

KALBAR TERKINI - Pada Juni 2021, Elon Musk, miliarder berusia 50 tahun ini mengaku tinggal di rumah petak yang ia sewa dari perusahaannya sendiri, SpaceX.

"Rumah utama saya adalah benar-benar terletak di Boca Chica/Starbase yang saya sewa dari SpaceX seharga US$50 ribu (sekitar Rp728 juta). Tetap mengesankan," kicaunya lewat akun @elonmusk.

Hal itu terkait dengan komitmennya untuk menjual semua aset fisiknya, seperti yang pernah diumumkannya pada Mei 2021.

Dikutip dari Vanity Fair, delapan bulan setelah kicauan itu Musk memenuhi janjinya dengan menjual tujuh rumahnya di California, AS, dengan total US$137 juta.

Baca Juga: Profil Elon Musk, Orang Terkaya yang Tak Miliki Rumah dan Hobi Nginap di Rumah Teman, Ini Daftar Kekayaannya

Di antaranya, rumah pertama dan terbesarnya dijual US$29 juta kepada miliarder China William Ding, pada Juni 2021; properti keduanya dijual pada Oktober 2021 seharga US$7 juta.

Serta tiga rumah terakhir yang ia jual, yakni rumah kontemporer seluas 9,309 kaki persegi (sekitar 864,8 meter persegi) dengan enam kamar tidur dan tujuh kamar mandi seharga US$29,72 juta, rumah bergaya kolonial seharga US$6,77 juta; dan properti kecil seharga US$4,43 juta.

Di luar persoalan properti pribadi, Elon Musk juga dilaporkan enggan menjual jet pribadi Gulfstream miliknya senilai US$70 juta (Rp1 triliun).

Total kekayaannya pun masih mencapai US232,5 miliar (Rp3409,8 triliun).

Baca Juga: Nokia Maze Mini 2022, Harga 3 Jutaan Miliki Fitur Face ID dan Baterai Tahan 2 Hari, Berikut Spesifikasinya

Lalu, kenapa dia mesti repot-repot tinggal di kontrakan? Demi fokus pada misi membangun koloni di Mars jawabannya.

"Bakal butuh banyak sumber daya untuk membangun kota di Mars," kata Musk kepada Mathias Döpfner, CEO perusahaan induk Bussines Insider, Axel Springer, dalam sebuah wawancara bulan Desember lalu.

"Saya ingin bisa berkontribusi sebanyak mungkin untuk kota di Mars. Itu artinya modal yang besar," tandasnya.

Soal proses mewujudkan mimpi membangun koloni di planet merah itu, Presiden dan Chief Operating Officer (COO) SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan misi berawak ke Mars bisa terjadi sebelum akhir tahun 2030-an.

Sejak didirikan pada 2002, SpaceX telah berevolusi dari start up kecil menjadi semakin dekat ke target ambisi pendirinya, Elon Musk, membawa manusia menginjakkan kaki ke Mars.

Baca Juga: BERIKUT Jadwal Lengkap Bulutangkis SEA Games 2021 dan Nama Pemain yang Akan Mewakili Indonesia

SpaceX juga telah meluncurkan Falcon Heavy, roket berukuran besar untuk pergi ke Bulan, Mars dan sekitarnya.

Evolusi roket SpaceX milik Elon Musk selanjutnya adalah Falcon Heavy.

Roket ini sukses melakukan penerbangan debutnya pada 6 Februari 2018.

Falcon Heavy saat ini adalah roket paling kuat yang digunakan saat ini.

Roket itu berhasil meluncurkan mobil Tesla ke luar angkasa dan maneken berbalut pakaian luar angkasa bernama Starman pada penerbangan pertamanya.

Pada 2019, SpaceX merilis Crew Dragon, kapsul astronaut yang juga digunakan untuk misi komersial.

Pada Maret, SpaceX melakukan uji coba penerbangan Crew Dragon tanpa pilot ke ISS.

Pada Januari 2020, perusahaan meluncurkan tes In-Flight Abort yang mendemonstrasikan sistem pelarian darurat Crew Dragon untuk keadaan darurat peluncuran.

Perusahaan juga telah menguji parasut dan sistem vital lainnya untuk Crew Dragon.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler