LANJUTAN: Alur Cerita dan Link Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Part 2, Nur Mulai Melihatnya

9 Mei 2022, 15:36 WIB
Alas Gumitir Diduga menjadi Lokasi Tempat KKN di Desa Penari /

KALBAR TERKINI – Berikut adalah lanjutan alur cerita kisah nyata KKN di Desa Penari versi Nur.

Nur adalah salah satu tokoh sental di KKN di Desa Penari dan dia mempunyai pelindung dalam dirinya

Sebelumnya di kisah Nyata KKN di Desa Penari versi Nur.

Diperjalanan Nur merasakan perasaan yang tidak enak.

Benar saja.

Baca Juga: BERIKUT Cerita dan Link Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Part 1

Perasaan tidak enak itu, terus bertambah seiring mobil terus melaju, salah satu pertanda buruk itu adalah ketika, sebelum memasuki kota J, dimana tujuanya kota B, Nur melihat kakek-kakek yang meminta uang di persimpangan, ia seakan melihat Nur.

Tatapanya, prihatin.

Bukan hanya itu saja, si kakek, mengelengkan kepalanya, seolah memberikan tanda pada Nur yang ada didalam mobil, untuk mengurungkan niatnya.

Namun, Nur, tidak bisa mengambil spekulasi apapun, ada temanya yang lain, yang menunggu kabar baik dari observasi hari ini.

Baca Juga: ALASAN Lokasi Asli KKN di Desa Penari Dirahasiakan, Benarkah Kental dengan Aroma Mistis? Ini Lokasi Syutingnya

Hujan tiba-tiba turun, tanpa terasa, 4 jam lebih perjalanan ini ditempuh.

Mobil berhenti di sebuah tempat rest area yang sepi, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan, Nur, melihat hutan gelap, yang memanggil-manggil namanya.

"Hutan. desa ini ada di dalam hutan," kata mas Ilham.

Nur tidak berkomentar, ia hanya berdiri di samping mobil yang berhenti di tepi jalan hutan ini.

Sebuah hutan yang sudah dikenal oleh semua orang Jawa Timur.

Baca Juga: TAK Ditemukan di Filmnya, Inilah Perbedaan KKN di Desa Penari Kisah Asli yang Ditulis SimpleMan Dengan Filmnya

Hutan D********, tidak beberapa lama, nyala lampu dan suara motor terdengar, mas Ilham, melambaikan tanganya.

"iku wong deso'ne, melbu'ne kudu numpak motor, gak isok numpak mobil soale" (itu orang desanya, masuknya harus naik motor, mobil tidak bisa masuk soalnya)

Nur dan Ayu, mengangguk, pertanda ia mengerti. Tanpa berpikir panjang, Nur sudah duduk di jok belakang, dan mereka berangkat.

Memasuki jalan setapak, dengan tanah tidak rata, membuat Nur harus memegang kuat- jaket bapak yang memboncengnya, tanah masih lembab, di tambah embun fajar sudah terlihat disana-sini, malu-malu memenuhi pepohonan rimbun.

Nur melihat sesosok wanita, ia sedang menari di atas batu.

Kilatan matanya tajam, dengan paras elok nan cantik. Si wanita, tersenyum menyambut tamu yang sudah ia tunggu.

Melihatnya dari balik jalan lain, Nur mendapati si wanita sudah hilang, tanpa jejak. Ia tahu, dirinya sudah disambut dengan entah apa itu.

Memasuki desa, mas Ilham berpeluk kangen dengan seorang pria yang mungkin seumuran dengan ayahnya di rumah.

Pria itu ramah, dan murah senyum, menyambut tanganya, Nur mendengar si pria memperkenalkan diri.

"kulo, Prabu" (saya Prabu)

"sepurane Ham, aku eroh, kene wes kenal suwe, tapi deso iki gak tau loh gawe kegiatan KKN" (saya minta maaf Ham, aku tahu, kita sudah kenal lama, tapi desa ini tidak pernah di pakai kegiatan KKN).

"tolong lah mas" kata mas Ilham, "dibantu, adikku,"

Suasana saat itu, tegang.

"GAK ISOK HAM" kata pak Prabu menekan mas Ilham dengan ekspresi tak terduga.

"ngeten loh pak, ngapunten, kulo nyuwun tolong, kulo bakal jogo sikap ten mriki, mboten neko-neko, tolong pak" (begini loh pak, maaf, saya minta tolong, saya akan menjaga sikan disini).

(saya tidak akan aneh-aneh. tolong pak) ucap Ayu, matanya berlinangan air mata, ia tidak pernah melihat Ayu sengotot ini, mimik wajah pak Prabu yang sebelumnya mengeras, kini melunak.

"piro sing KKN dek?" (berapa yang KKN nanti dek?)

Dengan bersemangat Ayu menjawab. "6 pak"

Hari itu berakhir, dengan persetujuan pak Prabu dan tentu saja, masyarakat sekitar, sebelum meninggalkan tempat itu, Ayu dan Nur berkeliling memeriksa desa sebentar.

Disana ia sudah tahu proker apa saja yang akan menjadi wacana mereka, salah satunya, kamar mandi dengan air sumur

Dia tahu, masyarakat mendapatkan akses air hanya dari sungai, jadi terfkirkan mungkin sumur lebih efisien, di tengah mereka merundingkan berbagai proker kelak, Nur, terdiam melihat sebuah batu yang di tutup oleh kain merah.

Di bawahnya, ada sesajian lengkap dengan bau kemenyan.

Diatasnya, berdiri sosok hitam, dengan mata picing, menyala merah.

Meski hari siang bolong, Nur bisa melihat, kulitnya yang di tutup oleh bulu, serta tanduk kerbau, mata mereka saling melihat satu sama lain, sebelum Nur mengatakan pada Ayu, bahwa, mereka harus pulang.

Makhluk apakah yang dilihat oleh Nur?

Saksikan kisah KKN di Desa Penari versi Nur di Part 3.

Link Baca:

Baca Utas: KLIK DI SINI

Twitter :KLIK DI SINI . ***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler