Konspirasi dan Fakta Mengenai Tsunami Aceh 2004, Mengenang Bencana Terbesar di Indonesia 17 Tahun Lalu

26 Desember 2021, 16:53 WIB
Mengenang 17 tahun berlalu salah satu bencana terbesar di Indonesia, Aceh pada tahun 2004. /tangkapan layar screenshoot./Twitter @@fachrizal_hafiz


KALBAR TERKINI – Mengenang kembali beberapa bencana besar yang pernah dialami Indonesia salah satunya terjadi di Aceh pada tahun 2004.


Dengan guncangan Tsunami yang begitu dahsyat hingga mengambil banyaknya korban dan kerusakan amat parah saat itu.


Sementara itu, salah satu bencana yang terjadi di Aceh ini tidak hanya disorot media dalam negeri, tapi disorot banyaknya media asing.

Baca Juga: Monster Inside: Netflix menceritakan kisah Billy Milligan, Pria memiliki 24 kepribadian


Belakangan, muncul kabar yang mengatakan bahwa tsunami yang melumpuhkan Aceh pada 2004 itu adalah konspirasi.


Dilansir Grid's Digest, Minggu (21/3/2021), teori ini sebenarnya sudah muncul sejak dua tahun lalu dan tersebar luas di Internet.


Penggagas teori konspirasi yaitu Jerry D Gray. Dia menulis dengan judul Project Seal dan menyebar di internet.

Baca Juga: Konspirasi Berubah Fakta: Kisah Konservatori Britney Spears, Terpenjara 13 Tahun Oleh Lingkungan Sekitarnya


Informasi ini kemudian diunggah oleh akun Instagram @knowledgethatyouneed pada 10 Maret 2021.


Dalam “Project Seal” disebutkan bahwa tsunami di Aceh 2004 adalah senjata termonuklir rekayasa negara adidaya untuk tujuan tertentu.


Menanggapi berita viral yang menyebutkan Tsunami Aceh Tahun 2004 sebagai bagian dari konspirasi, seismolog Daryono membeberkan 7 fakta.

Baca Juga: TikTokers penjelajah waktu ini klaim 20 dan 25 Desember manusia alami perubahan besar


Daryono, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Gempa dan Mitigasi Tsunami BMKG, membenarkan bahwa ada beberapa bukti ilmiah yang sangat kuat bahwa Tsunami Aceh dipicu oleh gempa tektonik, bukan dipicu oleh ledakan nuklir seperti rumor yang beredar.


Berikut 7 fakta tentang gempa Aceh 2004:


1. Data rekaman getaran

Baca Juga: Viral Video Kepanikan Warga Saat Guncangan Gempa 7.5 SR Berpotensi Tsunami di Sejumlah Kawasan NTT dan Sulsel


Data rekaman getaran tanah pada seismogram menunjukkan adanya rekaman body wave berupa gelombang P (Pressure) yang terekam datang lebih awal dari pada gelombang S (Shear) yang datang selanjutnya, yang kemudian disusul oleh gelombang permukaan.


2. Arti dari kemunculan gelombang S


Munculnya gelombang S (Shear) yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Aceh merupakan proses shearing yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat rekahan batuan pada proses gempa tektonik, bukan karena ledakan nuklir.

Baca Juga: Fakta Menarik Michael Jackson, Tarian Moonwalk, Menantu Elvis Presley, Ingin Hidup Abadi


3. Deformasi dasar laut


Deformasi dasar laut di Samudera Hindia sebelah barat Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan gempa tektonik.


Dibuktikan dengan variasi bentuk awal gelombang P berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram yang terekam di seismik BMKG.


4. Gempa tektonik tidak mendadak

Baca Juga: 10 Film Perang Berdasarkan Kisah Nyata, Special Force Bercerita Penyelamatan Jurnalis Wanita Dari Taliban


Gempa tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses gempa pembuka (foreshock) yang muncul sejak 2002, saat Gempa Simeulue 7.0 terjadi pada 2 November 2002.


Daryono mengatakan, sejak itu terjadi rangkaian gempa kecil yang terus terjadi, yang merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan 9,2 pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.


Fenomena gempa pendahuluan (foreshock) yang pernah terjadi 2 tahun sebelumnya merupakan bukti kuat bahwa gempa Aceh 2004 tidak dipicu oleh ledakan nuklir.

Baca Juga: Sudah Tahu Film Horor Dokumenter Indonesia Keramat? Berikut Sinopsis dan Link Nonton Gratis


Melainkan gempa tektonik dengan tipe: gempa pendahuluan (foreshock), gempa utama (mainshock) serta gempa susulan (aftershock).


5. Jalur fraktur


Gempa Aceh 2004 membentuk garis putus-putus di sepanjang zona subduksi (garis sumber) dari barat Aceh di selatan hingga Kepulauan Andaman-Nicobar di utara sejauh kurang lebih 1500 km.

Baca Juga: Selain The Medium, Ini 6 Film Horor Dokumenter Yang Tidak Kalah Seru Untuk Ditonton Juga


Hal ini menjadi bukti bahwa patahan gempa tektonik terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman.


Retakan panjang yang terbentuk di sepanjang jalur subduksi lempeng ini merupakan bukti bahwa deformasi dasar laut tidak disebabkan oleh ledakan nuklir.


“Karena jika terjadi ledakan nuklir, deformasi akan terbentuk terpusat pada satu titik (point source) dan bukan berupa garis (line source),” jelasnya.

Baca Juga: Viral Video 10 Detik Dua Remaja Alun-alun Gresik di TikTok dan Twitter


6. Banyak gempa susulan


Bukti bahwa guncangan dahsyat di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik adalah munculnya serangkaian gempa susulan masif di sepanjang jalur Megathrust Andaman-Nicobar setelah gempa utama.


Jika tsunami dipicu oleh ledakan nuklir maka tidak ada catatan gempa susulan yang akan terjadi lebih dari setahun kemudian.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Kisah Nyata Dibalik Film The Conjuring The Devil Made Me Do


7. Perubahan data magnitudo adalah hal biasa


Mengenai perubahan magnitudo dan posisi episentrum gempa Aceh 2004, dalam analisis untuk menentukan parameter gempa merupakan hal yang biasa.


“Perubahan parameter gempa terjadi karena pemutakhiran data akibat bertambahnya data seismik yang masuk dan digunakan untuk analisis oleh petugas di badan pemantau gempa,” kata Daryono.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber World Today News

Tags

Terkini

Terpopuler