Angkat Ekonomi Pascapandemi, Pemprov Kalbar Bidik Pasar Tiongkok

- 22 April 2021, 11:08 WIB
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan.
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

 

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan menyatakan bahwa Pemprov Kalbar menjajaki potensi kerja sama di bidang ekspor impor, antara Pemerintah Provinsi Kalbar dengan Tiongkok.

Ia menjelaskan, saat ini, Provinsi Kalbar telah melakukan ekspor terdiri dari 10 komoditi, di antaranta yaitu, bauksit, CPO, serta bahan tambang lainnya.

“Tak hanya di bidang pertambangan, sektor pariwisata juga kita sebenarnya mampu untuk melakukan kerja sama yang baik dengan Tiongkok," ungkap Norsan.

Baca Juga: Coinbase Sedang Naik Daun, Nilai Tukar Bitcoin Tembus Rp 907 Juta

Baca Juga: Microsoft Akuisisi Nuance Communications Inc 19,7 Miliar Dolar AS

Baca Juga: Dihargai Hingga Rp 65 per Kilogram, Tanaman Porang Juga Jadi Sumber Makanan Sehat

Bupati Mempawah dua periode ini menambahkan, Kalbar dan Tiongkok memiliki banyak kesamaan. Masyarakat Kalbar suka dengan kuliner, sama halnya dengan masyarakat Tiongkok.

"Mereka senang dengan suasana pantai begitu juga dengan kita sebaliknya," ujar politisi Partai Golkar ini.

Lebih lanjut Norsan menyampaikan, beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kerja sama akan ditindaklanjuti. Terlebih tentang kendala ekspor impor Kalbar, terutama yang punya kendali di sana.

Sebagaimana diketahui, nilai ekspor dari Kalbar pada Februari 2021 mengalami peningkatan dibanding Januari 2021 sebesar 17,68 persen.

Namun nilai ekspor Kalbar ke Tiongkok sejak Januari-Februari 2021, yaitu USD 95,19 juta menurun dari nilai ekspor pada periode yang sama di tahun 2020 sebesar USD 97,91 juta atau menurun sekitar 2,78 persen.

Baca Juga: InvestasinyaTembus Rp 93 Triliun, Mendag Singapura: Indonesia Tujuan Menarik Bagi Investor

Baca Juga: Saham Naik Tiga Kali Lipat Selama Covid-19, Pendiri Zoom Metting Tarik Dana 6 Miliar Dollar AS

"Makanya kita minta bantu dengan Duta Besar untuk Republik Indonesia yang ada di Beijing untuk memfasilitasi kita dalam hal regulasi," ujarnya.

Norsan mengatakan, kerja sama yang akan dijalin dengan Tiongkok ke depannya tidak hanya sektor pertambangan saja.

Dia menjelaskan pertimbangannya adalah karena Tiongkok merupakan negara perdagangan terbesar dan jumlah masyarakat terbesar di dunia.

"Jadi, kita harus berupaya sebisanya tidak hanya di bidang pertambangan saja, di bidang perikanan misalnya, Ikan Arwana, kemudian sarang walet yang menjadi primadona di Tiongkok, ditambah lagi dengan pengolahannya yang baik, sehingga harganya pun cukup mahal," paparnya.

Hal serupa juga disampaikan Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun.

Dia mengatakan, Tiongkok merupakan mitra dagang dan tujuan ekspor terbesar di Indonesia untuk saat ini. Indonesia menempati urutan ke empat belas sebagai eksportir terbesar ke Tiongkok.

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-10 Ramadhan, Bulan, Bintang dan Semua Mahluk Memintakan Ampunan

Baca Juga: Juventus Belum Mundur dari ESL Tapi Andrea Agneli Kian Pesimis Liga Bisa Berlanjut

"Bahkan untuk tahun 2020 Indonesia naik satu peringkat menjadi urutan ke tiga belas sebagai eksportir terbesar ke Tiongkok, walaupun di tengah pandemi Covid-19 saat ini hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok masih terjalin baik hingga saat ini," ujarnya.

Rencana kerja ini sangat didukung Bupati dan Wali Kota se Kalbar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Kepala OPD terkait, BUMN/BUMD, serta Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Bapak Djauhari Oratmangun. ***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: ADPIM PEMPROV KALBAR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah