Putra Terbaik Kalbar Pendiri Denjaka Marinir Wafat: Mayjen TNI Marinir (Purn) Gafur Chaliq

7 Juni 2022, 20:39 WIB
Mayjen TNI Marinir (Purn) Gafur Chaliq /ISTIMEWA/DISPENAL

 

KALBAR TERKINI - Kalimantan Barat kehilangan putera terbaiknya, Mayjen TNI Marinir (Purn) Gafur Chaliq, pendiri pasukan khususTNI Angkatan laut, Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Marinir.

Menurut Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono dalam keterangan tertulisnya, mendiang wafat karena sakit di, UGD Rumah Sakit UKI, kawasan Cawang, Jakarta Timur Senin, 6 Juni 2022, pukul 09.23 WIB.

Perwira tinggi TNI AL kelahiran Pontianak ini adalah bagian utama yang tak terpisahkan dari sejarah Denjaka, yang dijuluki 'hantu laut'.

"Semoga almarhum Mayjen TNI Mar (Purn) Gafur Chaliq Husnul Khotimah, diampuni segala dosa-dosanya, dan mendapatkan tempat Yang Mulia di Sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, kekuatan, dan keikhlasan.. Aamiin, amin ya rabbal alamin," doa Laksma TNI Julius Widjojono.

Baca Juga: Punya Torpedo Kapal Selam, KRI Nanggala-402 Perkuat TNI AL Sejak Tahun 1978

Ayah empat anak (Windusari Widiarsih Damayanti, Wisnu Riga Darmawa, Windya Nurfi Darmiatri, Wiga Dwi Darmanto dan Windi Meydia Darmian) ini kemudian disemayamkan di rumah duka, Komplek TNI AL di Usman Harun Blok F8, Cawang.

"Keluarga besar TNI AL turut mengucapkan belasungkawa dan dukacita atas kepergian salah satu komandan terbaik Korps Marinir," lanjut Kadispenal.

Mendiang Mayjen TNI Mar (Purn) Gafur Chaliq pernah menjabat sebagai Komandan Korps Marinir pada 1992-1994.

Sebagai lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XI tahun 1965, karier Gafur Chaliq di dunia militer sangat cemerlang.

Baca Juga: Diperkuat 53 Personel TNI AL, KRI Nanggala-402 Lost Contact Sejak Rabu Pagi

Sebelumnya, mendiang pernah menjabat sebagai komandan satuan elit Batalyon Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir pada 1982-1983.

Kemudian, Gafur Chaliq menggagas pembentukan Pasukan Khusus TNI AL (Pasusla), kini Denjaka Marinir.

Mendiang Gafur Chaliq juga pernah dipercaya untuk memimpin Yonif 4, dan Brigif 1 Marinir, serta dikenal sebagai sosok Komandan Marinir yang baik.

Tak hanya itu, mendiang juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, dan dermawan semasa hidupnya.

Baca Juga: Dikunjungi Danlantamal XII Pontianak, Bupati Landak Minta Kuota Penerimaan Prajurit TNI AL

Atasi Ancaman Laut

Pasusla saat itu dibentuk karena desakan kebutuhan pasukan khusus TNI AL. Tujuannya, menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut, seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.

Ketika itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ke-10 Laksamana TNI (Purn) Mochamad Romly melihat perkembangan, dan kebutuhan satuan khusus Denjaka yang mendesak.

Dia pun menyurati Panglima TNI untuk membentuk Denjaka. Panglima TNI setuju, kemudian pada 4 November 1982, Denjaka resmi dibentuk.

Gafur Chalik sebagai pengagas, dipilih menjadi Komandan Denjaka pertama pada 1982-1983.

Denjaka kemudian menjadi satuan antiteror aspek laut di bawah naungan Korps Marinir. Pasukan yang dijuluki hantu laut ini, bertanggung jawab dalam pembinaan kemampuan, dan kekuatan untuk operasi antiteror, antisabotase, hingga klendestin aspek laut.

Pada tahap pertama pembentukan Denjaka, sebanyak 70 personel direkrut dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib), dan Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional.

Sebagai pasukan elite dan khusus, tidak semua prajurit TNI AL bisa masuk ke detasemen ini. Prajuritnya dipilih dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Batalion Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL.

Ranah operasionalnya tidak selalu di laut. Dalam beberapa kesempatan, personel Denjaka bisa juga ditugaskan di darat maupun udara.

Calon anggota Denjaka juga dituntut memiliki IQ tinggi, agar dapat menyerap materi yang diajarkan dengan cepat dan segera mengaplikasikan di lapangan.

Masa pelatihan Denjaka berlangsung selama enam bulan dengan rincian pemberian materi sebanyak 20 persen. Selebihnya, calon anggota dituntut mengaplikasikan materi tersebut lewat praktik lapangan.

Pelatihan dilakukan di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, dengan nama Penanggulangan Teror Bidang Laut (PTAL).

Selama pelatihan, anggota Denjaka mempelajari cara menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, hingga bertahan hidup di darat.

Rangkaian pelatihan ini merupakan level berat. Tak heran jika setiap tahunnya hanya sekitar 50 personel yang lolos dari ujian.

Calon anggota Denjaka juga harus siap ditempa terjangan ombak ganas Laut Banyuwangi, Jawa Timut, dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sebagai bentuk latihan penyelamatan diri.

Mereka juga menjalani pelatihan darat, salah satunya bertahan hidup hanya dengan bekal garam serta memanfaatkan sumber makanan di hutan.

Tidak hanya itu, calon anggota dituntut menguasai medan udara. Mereka dibekali materi mengenai kemampuan tempur udara seperti terjun payung.

Segala bentuk latihan ini dilakukan karena anggota Denjaka harus menguasai seluruh medan tempur, termasuk darat dan udara.

Tidak heran jika kemampuan seorang anggota Denjaka disebut-sebut setara dengan 12 prajurit TNI reguler.

Misi-misi Denjaka dikenal cenderung rahasia, layaknya pasukan elite TNI lainnya.

Berdasarkan peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/77/X/2010 tentang Persetujuan dan Pengesahan Peningkatan kepangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Korps Marinir, diputuskan bahwa Komandan Denjaka berpangkat Kolonel.

Selama Denjaka berdiri, sedikitnya Komandan Denjaka atau Dandenjaka sudah berganti sebanyak 21 kali.

Setelah Gafur Chaliq, Dandenjaka kedua Letnan Kolonel Marinir Djoko Pramono yang menjabat 1983-1985. Sementara Dandenjaka saat ini Kolonel (Mar) Kresno Pratowo.

Gafur Chaliq juga diketahui memiliki daftar panjang karier militer di TNI AL. Danyontaifib 1/Marinir (1982-1983) ini menjadi Danyonif 4/Marinir pada 1984 dan Danbrigif 1/Marinir (1989-1990).

Dia juga pernah menjabat Danmentar, Dansatmar Armatim, Wagub AAL, Dankormar (1992-1994), Koorsahli Kasal (1994-1994), Irjenal (1994-1996).

Pada 1996, dia menjadi Tenaga Ahli Pangab Tk III Bidang Kesra dan selanjutnya menjadi Pati Mabes TNI AL dalam rangka purnatugas. ***

Editor: Slamet Bowo SBS

Tags

Terkini

Terpopuler