Bolehkah Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan? Dan Bagaimana Jika Belum Membayar Hutang Puasa Tahun Lalu?

13 April 2024, 17:00 WIB
Jadwal Puasa Syawal 1445 H / 2024 M /Olah Grafis. Nur Aziz

KALBAR TERKINI – Dibulan Syawal ini, umat Islam bisa mengerjakan puasa sunnah yang biasa disebut puasa Syawal.

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan selama bulan Syawal sebanyak 6 hari.

Puasa ini biasanya dikerjakan mulai tanggal  2 Syawal.

Mengerjakan puasa syawal hukumnya sunnah bagi umat Muslim yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik itu qadha puasa Ramadan atau puasa nazar.

Baca Juga: Jadwal, Niat dan Tata Cara Mengerjakan Puasa Syawal 1445 H, Berapa Hari?

Sehingga bagi umat Muslim yang memiliki utang selama bulan Ramadan karena uzur, maka status hukum menjadi makruh.

Puasa ini biasanya dikerjakan selama enam hari berturut-turut selama bulan Syawal atau pada hari raya Idul Fitri selain tanggal 1 Syawal.

Bisa dimulai tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Namun, apakah boleh puasa Syawal tidak dikerjakan berurutan harinya?

Puasa syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal, yang memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan.

Baca Juga: Bosan Dengan Makanan Bersantan? Yuk Cobain Resep Bakso Kuah Ketumbar, yang Seger Banget

Dengan melaksanakan puasa Syawal kita bisa menyempurnakan puasa wajib.

Puasa syawal biasanya dilakukan selama enam hari berturut-turut.

Namun, orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa syawal seperti puasa penuh.

Kesimpulannya adalah, puasa syawal yang tidak berurutan tetap boleh dilakukan.

Bagi orang yang mengadha puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal juga akan mendapatkan keutamaan puasa syawal.

Berikut keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut, artinya:

Artinya, “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-.

Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Niat dan Keutamaan

Simak penjelasan tentang boleh atau tidaknya menggabungkan puasa syawal dengan puasa qadha Ramadhan.

Berikut niat puasa syawal:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Niat Puasa Syawal di pagi hari:

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."

Keutamaan puasa Syawal:

Mendekatkan Diri pada Allah SWT

Setiap Muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, maka mendapat tempat mulia di sisi Allah.

Selain itu, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan dengan minyak kasturi.

"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)."

Kemudian, Rasulullah melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi." (HR. Muslim).

Pahala yang Berlipat

"Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idulfitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal)." (HR. Ibnu Majah).***

 

Editor: Yuni Herlina

Tags

Terkini

Terpopuler