Perayaan Nyepi 2024, Mulai Dari Tradisi Hingga Larangan yang Harus Dipatuhi

10 Maret 2024, 19:00 WIB
Umat Hindu menggelar Pawai Ogoh Ogoh di Kota Serang jelang Hari Suci Nyepi 2024. /Kabar Banten /Hashemi Rafsanjani

KALBAR TERKINI - Hari Raya Nyepi jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024, berikut tradisi dan larangannya.

Hari raya Nyepi dirayakan oleh umat Hindu setiap tahun baru Saka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.

Kata Nyepi sendiri berasal dari kata sepi (sunyi, senyap).

Sebelum merayakan Nyepi, umat Hindu menjalani beberapa rangkaian upacara antara lain yaitu Melasti, Tawur Agung Kesanga dan Pengerupukan.

Baca Juga: Agenda Libur Dibulan Maret 2024: Mulai dari Sambut Puasa Ramadan, Nyepi Hingga Paskah

Ada 4 hal larangan yang harus dilakukan umat Hindu selama Nyepi, apa saja?

  1. Amati geni

Amati Geni adalah berpantang menyalakan api, lampu, dan benda elektronik lainnya. Selama 24 jam, tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan listrik atau api, termasuk internet.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk simbolis melawan hawa nafsu duniawi.

Baca Juga: Titik Pantau Hilal di Kalimantan Barat dan 133 Daerah Lainnya, Untuk Tentukan 1 Ramadan 1445H atau Awal Puasa

  1. Amati karya

Amati Karya adalah berpantang melakukan aktivitas kegiatan atau bekerja dalam bentuk apa pun saat Nyepi berlangsung.

  1. Amati lelungan

Amati Lelungan adalah berpantang untuk bepergian. Hal ini bertujuan agar umat Hindu khusuk beribadah selama satu hari penuh.

  1. Amati lelanguan

Amati Lelanguan adalah berpantang untuk bersenang-senang saat Nyepi. Umat diajak untuk menghentikan sejenak segala bentuk kesenangan duniawi agar fokus sembahyang.

Tradisi Saat Nyepi

Upacara Melasti dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946 di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul

Di sisi lain, ada sejumlah rangkaian tradisi yang dilakukan pada Hari Raya Nyepi yang kerap dilakukan, yakni berikut ini.

  1. Upacara Melasti atau Mekiis

Menurut Dr I Wayan Suwena dalam penelitian berjudul "Fungsi dan Makna Ritula Nyepi di Bali", upacara melasti, mekiis, atau melis, biasanya dilaksanakan tiga atau dua hari sebelum pelaksanaan Nyepi.

Fungsi acara ini untuk menyucikan peralatan upacara dan personal yang akan melaksanakan ritual catur brata penyepian saat hari Nyepi.

Saat upacara melasti, pretima dan perlengkapan upacara diarak ke pantai atau sungai untuk disucikan.

Dalam hal ini ada pandangan bahwa air laut, danau, atau sungai adalah sumber air suci yang dipercaya dapat membersihkan kotoran.

  1. Upacara tawur agung

Umat Hindu melaksanakan prosesi upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Raksa Buana, Medan, Sumatera Utara Upacara yang dilakukan sehari menjelang perayaan Nyepi tersebut bertujuan untuk menyucikan alam semesta beserta isinya, meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/hp. ANTARA FOTO

Upacara tawur agung, tawur kesanga, atau upacara pengrupukan dilaksanakan sehari sebelum melakukan Nyepi, tepatnya pada waktu pergantian tahun menurut perhitungan Hindu Bali.

Upacara ini bermaksud agar alam semesta dan diri m

  1. Pengrupukan atau Mecaru

Rangkaian Hari Raya Nyepi berikutnya adalah Pengrupukan yang dilaksanakan berbarengan dengan Tawur Kesanga. Pengrupukan adalah menebar nasi Tawur di sekeliling rumah sambil memukul kentongan hingga gaduh.

Pengrupukan bermakna sebagai pengusiran Buta Kala yang ada di sekitar tempat tinggal.

Di Bali, prosesi Pengrupukan umumnya turut dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh berwujud Buta Kala, yang menggambarkan sifat buruk manusia.

  1. Nyepi

Setelahnya, umat Hindu memasuki puncak Hari Raya Nyepi. Selama 24 jam umat Hindu tidak akan beraktivitas seperti biasa.

Pada hari ini, umat Hindu tidak boleh menyalakan api, bepergian, atau berkegiatan apa pun. Puncak Hari Raya Nyepi dilaksanakan secara hening.

Tujuan dari keheningan ini adalah sebagai bentuk introspeksi atau menyucikan diri dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan kehidupan duniawi dalam sehari penuh.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler