Mutiara Ilmu Ramadhan 28 April 2021, Rahasia Keikhlasan sebagai Bagian Inti Puasa

28 April 2021, 06:04 WIB
Ilustrasi menyambut Bulan Suci Ramadhan 1442. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

KALBAR TERKINI - Keinginan dan cita-cita manusia adalah mendapat Ridho Allah SWT.

Dengan keridhoan ini, manusia ingin Allah menghadiahkan surga, namun ketika melihat hati dan amal, rasanya jauh sekali dari derajat ingin dicapainya cita-cita.

Baca Juga: Mutiara Ilmu Ramadhan 25 April 2021, Puasa Mengajarkan Cara Bersyukur Setiap Waktu

Astaghfirulloohal’Adhiim, ini adalah suatu perbuatan yang jauh dari surge itu sendiri.

Namun, ternyata ada perilaku yang bisa membawa manusia ke surag Allah SWT. Dia adalah ikkhlas, sebuah kata sederhana, namun berat dilakukan.

Hal ini bisa dilihat saat manusia biasa, yang memiliki akhlak mulia, kita begitu terpesona.

Bagaimana dengan manusia sempurna yang memiliki akhlak yang sempurna, yakni Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang sangat mulia?

Baca Juga: Mutiara Ilmu Ramadhan 24 April 2021, Hindari 5 Perbuatan yang Bisa Menghapus Pahala Puasa

Sampai Allah mengutus beliau untuk menyempurnakan Akhlak dan sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin.

Para shoimin dan shoimat, pernahkah kita merasa kagum ketika melihat orang yang begitu mulia akhlaknya.

Ketika bertemu dengannya, begitu tulus senyumnya. Dan saat kita berada dekat dengannya, sangat nyaman hati ini karena luhur budi pekerti dan tutur katanya.

Baca Juga: Mutiara Ilmu Ramadhan 23 April 2021, Puasa Perekat Keluarga dan Rumah Tangga

Amanah tubuh yang Allah ciptakan, ia gunakan dengan begitu sempurna, untuk beribadah dan ikhlas membantu sesama.

Lalu kita berpikir, bagaimana dengan gambaran akhlak pada diri ini? Sangat mudah tersulut emosi, hal kecil dibesar-besarkan, bahkan perhitungan dengan kebaikan yang dilakukan.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-16 Ramadhan, Allah SWT Bangkitkan Dari Kubur Dengan Pakaian Tebal

Salah satu kunci untuk memiliki akhlak yang mulia, dapat kita raih dengan hati yang ikhlas, hanya berharap pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Orang yang selalu mengingat Allah, orientasi kehidupannya hanya Allah, maka dia akan menjalani kehidupan yang terbaik, sebagaimana ia menginginkan kematian yang baik.

Karena kematian yang baik, akan kita raih jika kita selalu berpikiran, berhati, berkata, beramal dan berakhlak yang baik. Karena seseorang, akan dimatikan sesuai dengan kebiasaannya.

Kisah menarik dari Muhammad Ali dan Korek Apinya, setiap kali ia berpikir untuk berbuat maksiat, maka ia menyalakan koreknya dan diarahkan ke telapak tangan.

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-15 Ramadhan, Allah SWT Berikan Keistimewaan Seperti Yang Diberikan Kepada Nabi Ayub AS

Semakin panas, ia semakin sadar, bahwa maksiat yang dilakukan di dunia saja, apinya begitu panas. Bagaimana dengan siksaan Allah yang sesungguhnya di neraka yang kekal? Naudzubillaah.

Pertanyaannya, apakah kita memiliki rem yang sama dengan beliau? Mencoba membuat daftar bagian-bagian anggota tubuh yang sangat berpotensi untuk tidak berakhlak mulia?

Seperti halnya menggigit sedikit lidah ketika akan berbicara yang tidak bermanfaat, bahkan menyakiti orang lain.

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-15 Ramadhan, Allah SWT Berikan Keistimewaan Seperti Yang Diberikan Kepada Nabi Ayub AS

Lidah yang sangat berpotensi untuk tidak berakhlak mulia ini, bahkan banyak membuat orang tergelincir masuk neraka, gara-gara lisan yang terus berdosa, walaupun amalan ibadah yang wajib dan sunnah, sudah sangat rajin dilakukan! Astaghfirullaah.

Kita mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan menginginkan berjumpa dengan beliau.

Tapi untuk mengikuti apa yang beliau contohkan, mengapa kita belum bersungguh-sungguh untuk meraih itu? Kenapa kita masih mendahulukan hawa nafsu, ego, dengan memilih-milih berakhlak mulia pada orang yang baik pada kita saja? Padahal, Rasulullah tidak pilih-pilih.

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-13 Ramadhan, Mendapat Pahala Layaknya Ibadah Peduduk Mekkah dan Madinah

Walaupun beliau didzalimi, disakiti, tetapi beliau tidak meminta Allah menurunkan adzab pada mereka.

Bahkan, Rasulullah tetap berhusnudzan pada Allah dan tetap mendo’akan mereka, sampai keturunan mereka, agar suatu hari, Allah izinkan mereka untuk beriman pada Allah, mentauhidkan Allah. Masya Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi)

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-12 Ramadhan, Allah SWT Jadikan Keburukan Orang Berpuasa Jadi Kebaikan

Terkadang, kita merasa sudah melakukan amalan surga dengan menunaikan ibadah wajib dan sunnah. Namun, kita sendiri belum tahu apakah Allah sudah menerima amal ibadah kita atau belum.

Kita banggakan amalan itu, sampai merasa sangat berharap dari amalan tersebut, kita akan masuk surga.

Namun ketika berkaca pada Akhlak, rasanya surga itu belum dekat. Rasanya, kita lebih mudah untuk melakukan tahajud dan shaum sunnah dibanding berakhlak mulia.

Minimal, kita tidak membicarakan keburukan orang lain dan memberikan senyuman yang tulus pada sesama.

Baca Juga: Ramadhan di Yerusalem: Setiap Hari Warga Israel dan Palestina Bentrok

Iya, karena amalan ibadah akhlak mulia, yang melibatkan sesama, dirasa lebih sulit daripada amalan ibadah yang langsung kita lakukan pada Allah, tanpa melibatkan perantara pada sesama manusia.

Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Masya Allah, Sahabat. Semoga kita semangat memperbaiki diri, terutama untuk meraih ridho Allah dengan kemuliaan akhlak.

Baca Juga: Keutamaan Hari ke-8 Ramadhan, Allah Berikan Pahala 60.000 Orang Zuhud

Semoga kita menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang mulia, yang tulus ikhlas, melakukan semua amal ibadah karena mengharap ridho Allah semata.

Semoga Allah karuniakan kehidupan yang baik dan kematian yang baik. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. ***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler