Penyebab Campak Atau Kerumut Pada Bayi Simak Tanda-Tandanya Berikut ini

- 2 Juni 2024, 12:05 WIB
Ilustrasi. Anak sakit campak atau measles
Ilustrasi. Anak sakit campak atau measles //Pexels/MART PRODUCTION//

KALBAR TERKINI – Untuk anda yang memiliki buah hati, penting menjadi perhatian bersama tentang penyakit bernama Campak atau kerumut yang kerap menyerang anak-anak namun tidak sedikit orang dewasa juga mengalaminya.

Kerumut pada anak ini menyebabkan ruam merah yang sangat menular lewat kontak langsung orang yang memiliki virus atau melalui tetesan di udara.

Penyakit campak ditandai dengan munculnya ruam merah pada sekujur tubuh.

Campak seringkali dialami oleh anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan campak juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Baca Juga: Simak Bagaimana Manfaat Daun Kelor Bagi Kesehatan Cek Untuk Apa Saja

Gejala campak sedikit mirip dengan penyakit flu pada umumnya yaitu demam, nyeri otot, pusing, pilek, batuk, hingga tubuh terasa lemas.

Simak apa saja tanda kerumut pada bayi? Berikut ulasannya :

1. Suhu Tinggi

Si Kecil mungkin tiba-tiba mengalami suhu tinggi, sering kali mencapai 39 derajat Celcius.

Gejala ini datang secara mendadak dan mungkin berlangsung selama beberapa hari.

Demam atau suhu tinggi ini berpotensi sebagai tanda kerumut pada bayi.

2. Ledakan Ruam

Setelah beberapa hari demam menghilang, akan muncul ruam berwarna merah jambu atau beberapa bintik.

Gejala ini akan muncul di seluruh tubuh bayi, mulai dari dada hingga lengan hingga paha.

3. Perilaku Menjengkelkan

Ruam yang disebabkan oleh kerumut pada bayi mulai terasa gatal dan membuat bayi iritasi.

Nafsu makan biasanya akan menurun dan perilaku bayi mungkin menjadi sangat rewel.

Tanda dan gejala kerumut pada bayi muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Sementara itu, menurut Healthly Children, bayi dan anak-anak dapat menular setelah 4 hari bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala apapun.

Kerumut pada bayi biasanya dimulai seperti flu parah dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis (mata merah),Ruam kemudian mulai berkembang di kepala dan menyebar ke seluruh tubuh.***

 

Editor: Ruddi Hamdani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah