Dior Dituding Jiplak Disain Wajah Kuda Tiongkok

16 Juli 2022, 21:32 WIB
Jisoo BLACKPINK, Si Cantik dengan Julukan Princess of Dior /Instagram @sooyaa_./

BEIJING, KALBAR TERKINI - Para pecinta Hanfu menuding rumah mode kenamaan dunia Christian Dior menjiplak desain rok wajah kuda tradisional Tiongkok.

Kontroversi meraung pada Jumat sore setelah beberapa pengguna Twitter China, seperti Sina Weibo, menerbitkan posting di platform.

Menurut mereka, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Tabloid Global Times, Sabtu, 16 Juli 2022, corak itu terihat selama Peragaan Busana Dior untuk Koleksi Musim Gugur 2022 di Korea Selatan.

Hanfu yang juga berarti 'Pakaian Han' juga disebut sebagai Hanzhuang atau Huafu adalah busana tradisional bangsa Han Tionghoa dari Tiongkok.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Ambassador Game MapleStory, Setelah Rumah Mode Dior

Diklaim tiruan oleh pecinta Hanfu karena rok Dio itu memiliki belahan tinggi di bagian depan dan belakang, lipatan di kedua sisi serta desain di pinggang.

Semuanya merupakan elemen khas dari rok wajah kuda, sedangkan Dior bersikeras itu adalah desain asli.

The Global Times menemukan bahwa di situs web resmi Dior, merek tersebut disebut berupa rok panjang tengah yang kontroversial dan merupakan 'ciri khas siluet Dior.

Namun, deskripsinya tidak mengandung konten yang menunjukkan bahwa rok tersebut ada hubungannya dengan pakaian tradisional Tiongkok atau budaya.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Tampil Memukau Ala Anak Sekolahan Berbusana Dior di Paris Fashion Week

Rok muka kuda, ma mian qun dalam bahasa Tionghoa, menurut pecinta Hanfu, adalah sejenis pakaian tradisional Tionghoa yang memiliki lipatan di kedua sisinya.

Ini memiliki empat pintu rok di bagian depan dan belakang yang saling tumpang tindih. Dan bagian pintu rok yang tumpang tindih disebut ma mian (muka kuda).

Rok itu sangat populer di Dinasti Ming dari permaisuri hingga orang biasa. Menurut kelas dan kesempatan yang berbeda, bahan, pola, dan warna rok wajah kuda berbeda.

Misalnya, Putri Diana dari Inggris mengenakan gaun wajah kuda bersulam satin sutra merah.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Ditunjuk Sebagai Duta Global Dior, Hadiri Paris Fashion Week

Di China, gaun yang dikenakan ini menunjukkan visi seorang gadis untuk pernikahan yang bahagia, di mana gaun ini dikenakan oleh Putri Diana dalam makan malam kerajaan pertamanya setelah pertunangan, 40 tahun silam.

Perhatian utama dari beberapa pecinta Hanfu adalah bahwa mengingat pengaruh global Dior, maka konsumen globalnya menganggapnya sebagai Dior asli.

Akibatnya, rok wajah kuda China malah akan dianggap sebagai 'peniru' oleh beberapa orang yang tidak akrab dengan budaya China, yang membingungkan.

Beberapa orang lain menganggap masalah ini sebagai 'pertukaran budaya' daripada meniru.

Mereka menilai bahwa masalah ini adalah pelajaran yang harus dipelajari oleh orang-orang Tionghoa.

Dengan demikian, mereka akan berinvestasi lebih banyak untuk mempromosikan budaya sendiri pada masa depan.

Dior belum memberikan tanggapan apa pun atas kontroversi tersebut hingga saat ini. The Global Times menemukan bahwa Dior telah melarang komentar di akun Weibo-nya.

Ini bukan kali pertama Dior terjebak kontroversi di China.

Pada November 2021, Dior menampilkan foto kontroversial oleh fotografer Tiongkok terkenal, Chen Man di pameran mode Shanghai.

Foto ini menunjukkan seorang model dengan kelopak mata seram dan kulit gelap mengenakan pakaian tradisional Tiongkok, dan memegang tas Dior.

Pada 2019, salah satu anggota stafnya menampilkan peta Tiongkok, yang menghilangkan pulau Taiwan di acara rekrutmen perusahaan.

Dilansir dari Wikipedia, istilah Hanfu berasal dari Buku Han.

Busana Hanfu telah dikenakan selama berabad-abad sepanjang zaman selama masa Dinasti Tiongkok. dan memiliki sejarah yang panjang dan memiliki model dan variasi yang kaya.

Pada zaman modern, Hanfu dikenakan sebagai busana adat tradisional Tionghoa oleh para peminat busana Hanfu atau penggiat Sejarah Tiongkok.

Juga dikenakan dalam upacara-perayaan istimewa Tionghoa, seperti acara Tahun Baru Imlek atau pernikahan adat.

Meski demikian, kini busana model Cheongsam lebih populer sebagai busana adat orang Tionghoa.

Sejak masa Dinasti Song dan Yuan, catatan resmi menggunakan istilah Hanfu mulai merujuk pada busana Bangsa Han.

Selama Dinasti Liao, Kaisar Liao dan seluruh pegawai kerajaan Han mengenakan Hanfu, sedangkan permaisuri dan sebagian kaism mengenakan pakaian kebangsaan mereka sendiri.

Selama masa Dinasti Yuan, pegawai telah mencatatkan Hanfu dalam kitab Sejarah Liao.

Hanfu yang digunakan untuk merujuk pada sistem istilah bangsa Han.

Meskipun demikian, istilah ini tidak selalu digunakan oleh golongan Han.

Istilah ini lebih lazim digunakan oleh kelompok suku bangsa lain. Tujuannya, untuk membedakan sistem berpakaian Han dengan sistem suku bangsa mereka sendiri.

Adapun Christian Dior, biasa dikenal sebagai Dior, adalah sebuah produsen barang mewah asal Prancis, yang dikendalikan dan dipimpin oleh pebisnis asal Prancis, Bernard Arnault.

Arnault juga memimpin LVMH, produsen barang mewah terbesar di dunia. Dior sendiri memegang 42,36 persen persen saham dan 59,01 persen hak suara LVMH. Sidney Toledano telah menjadi CEO Dior sejak 1997.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1946 oleh Christian Dior.

Dior saat ini merancang dan menjual produk berbahan kulit, aksesoris mode, alas kaki, perhiasan, jam, parfum, kosmetik, dan produk perawatan kulit, serta juga mempertahankan tradisinya sebagai pencipta haute-couture melalui divisi Christian Dior Couture.

Merek Christian Dior terutama digunakan untuk produk yang ditujukan pada wanita, sedangkan produk yang ditujukan untuk pria menggunakan merek Dior Homme.

Sementara merek baby Dior digunakan untuk produk yang ditujukan pada anak-anak.

Produk Dior dijual melalui gerai ritelnya di seluruh dunia, serta melalui toko daring.

Dior didirikan pada 16 Desember 1946 di 30 Avenue Montaigne di Paris. Namun, Dior merayakan tahun '1947' sebagai tahun pembukaannya.

Dior didukung secara finansial oleh pebisnis Marcel Boussac.

Boussac awalnya mengajak Dior untuk merancang di Philippe et Gaston, tetapi Dior menolak, karena Dior ingin memulai mereknya sendiri, bukan menghidupkan kembali merek lama.

Sebuah rumah couture baru pun menjadi bagian dari 'sebuah bisnis tekstil yang terintegrasi secara vertikal', yang telah dioperasikan oleh Boussac.

Modalnya saat itu sebesar FFr 6 juta, dan mempekerjakan 80 orang.Perusahaan ini pun menjadi sesuatu yang baru bagi Boussac, karena 'sebagian besar saham Dior dipegang oleh Boussac Saint-Freres SA'.

Walaupun begitu Boussac Saint-Freres SA mendapat banyak kesempatan untuk berperan aktif di dalam perusahaan ini.

Di antaranya, dapat memimpin perusahaan ini di mana Dior mendapat jatah saham non-pengendali, serta mendapat sepertiga dari laba perusahaan sebelum dikenai pajak.

Padahal, Boussac Saint-Freres SA terkenal sebagai seseorang yang suka mengatur. Kreatifitas Dior pun membuatnya mendapat gaji yang bagus.

Pada 12 Februari 1947, Christian Dior meluncurkan koleksi mode pertamanya untuk musim semi dan musim panas tahun 1947.

Penampilan 90 model dari koleksi pertamanya dengan enam manekin. digelar di salon di kantor pusat Dior di 30 Avenue Montaigne.

Awalnya, dua jajaran produk diberi nama Corolle dan Huit.

Namun, koleksi baru ini dicatat dalam sejarah sebagai New Look setelah kepala editor Harper's Bazaar, Carmel Snow menyatakan, "It's such a new look!"

New Look merupakan era revolusioner untuk pakaian wanita pada akhir dekade 1940-an. Saat koleksi ini ditampilkan, kepala editor tersebut juga menyatakan : "It’s quite a revolution, dear Christian!"

Koleksi pertama Christian Dior ini disebut telah menghidupkan kembali industri mode Prancis.

Selain itu, New Look membawa kembali semangat haute couture di Prancis, karena dianggap mewah dan cocok dipakai oleh anak muda.

Siluetnya dicirikan dengan atasan yang menempel dengan pinggang, serta bawahan berupa rok yang memanjang hingga di bawah lutut.

Ini sangat menonjolkan payudara dan pinggul, seperti yang terlihat pada pakaian Bar dari koleksi pertama.

Koleksi ini secara umum menampilkan rancangan stereotip feminim, berbeda dengan mode yang populer pada saat itu, yakni rok panjang, pinggang ketat, dan bahu yang lembut.

Dior mempertahankan sejumlah aspek maskulin selama mereka populer pada awal dekade 1940-an, tetapi juga ingin memasukkan lebih banyak gaya feminin.

New Look menjadi sangat populer, dan siluet rok panjangnya mempengaruhi perancang mode lainnya hingga dekade 1950-an.

Dior pun mendapat sejumlah klien terkenal dari Hollywood, AS, dan Eropa.

Sebagai hasilnya, Paris yang telah jatuh dari posisinya sebagai ibukota mode pasca Perang Dunia II, berhasil meraih kembali posisi tersebut.

New Look diterima di Eropa Barat sebagai obat dari penghematan yang telah dilakukan selama masa perang dan defeminisasi seragam, sehingga dipakai oleh sejumlah wanita penuh gaya, seperti Putri Margaret asal Britania Raya.

Menurut Harold Koda, Dior menyebut bahwa Charles James-lah yang menginspirasi pembuatan New Look.

Rancangan Dior pada New Look tidak hanya mempengaruhi perancang pada dekade 1950-an, tetapi juga mempengaruhi sejumlah perancang baru pada dekade 2000-an, seperti Thom Browne, Miuccia Prada, dan Vivienne Westwood.

Gaun malam Dior yang dirancang pada saat itu pun masih dijadikan patokan oleh sejumlah perancang, dan pernah ditampilkan dalam peragaan busana bertema pernikahan dengan sejumlah lapisan bahan ditumpuk di bawah bagian pinggang yang ketat.

Contohnya, antara lain. pakaian siap pakai musim gugu dan musim dingin 2011 karya Vivienne Westwood, serta pakaian siap pakai musim gugur dan musim dingin tahun 2011, rancangan Alexander McQueen.

Walaupun begitu, tidak semua orang suka dengan New Look.

Sejumlah orang menganggap jumlah bahan yang digunakan terlalu banyak, terutama setelah adanya rasionalisasi pakaian selama beberapa tahun.

Feminis pun merasa tidak nyaman, karena merasa rancangan berkorset ini terlalu membatasi dan regresif, sehingga mengurangi kebebasan wanita.

Ada sejumlah grup protes yang tidak setuju dengan rancangan ini, antara lain League of Broke Husbands, yang beranggotakan hingga 30.000 pria.

Mereka tidak suka dengan biaya yang timbul akibat penggunaan bahan yang berlebihan.

Perancang Coco Chanel pun menyatakan, "Hanya pria yang tidak pernah berhubungan dekat dengan wanita yang merancang sesuatu yang tidak nyaman seperti itu."

Walaupun mendapat protes, New Look tetap sangat berpengaruh dan mempengaruhi sejumlah perancang hingga abad ke-21.

Untuk merayakan hari jadi New Look ke-60 pada 2007, John Galliano mengambil inspirasi dari New Look untuk koleksi musim semi dan musim panas yang dirancangnya untuk Dior.

Galliano menggunakan model pinggang tawon dan bahu bulat, dengan dimodernisasi dan diperbarui sesuai konsep origami serta pengaruh dari Jepang lainnya.

Pada 2012, Raf Simons mengambil inspirasi dari New Look untuk koleksi haute couture pertamanya yang dirancangnya untuk Dior, dengan gaya minimalis namun tetap terlihat sensual dan seksi.

Rancangan Simons untuk Dior tetap mempertahankan bahan dan siluet mewah, tetapi memperkuat kesan penghormatan pada tubuh wanita dan kebebasan berekspresi.***

Sumber: Global Times, Wikipedia

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: globaltimes.cn

Tags

Terkini

Terpopuler