Vaksin Palsu Serbu Malaysia, 'Kok' Menhannya Gelar Jumper di Jakarta?

- 4 Maret 2021, 17:50 WIB
KUALA LUMPUR, 18 Ogos -- Menteri Kanan (Kluster Keselamatan) Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob pada sidang media perkembangan Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) di bangunan Parlimen hari ini.?Beliau berkata kerajaan membenarkan aktiviti sukan dan kokurikulum di luar bilik darjah untuk pelajar sekolah mulai 1 Sept ini mengikut Garis Panduan dan Prosedur Operasi Standard (SOP) yang ditetapkan.?-- fotoBERNAMA (2020) HAK CIPTA TERPELIHARA
KUALA LUMPUR, 18 Ogos -- Menteri Kanan (Kluster Keselamatan) Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob pada sidang media perkembangan Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) di bangunan Parlimen hari ini.?Beliau berkata kerajaan membenarkan aktiviti sukan dan kokurikulum di luar bilik darjah untuk pelajar sekolah mulai 1 Sept ini mengikut Garis Panduan dan Prosedur Operasi Standard (SOP) yang ditetapkan.?-- fotoBERNAMA (2020) HAK CIPTA TERPELIHARA /ISKANDAR

KUALA LUMPUR,  KALBAR TERKINI -  Masalah vaksin sangat menentukan pertahanan dan keamanan suatu negara. Rakyat kuat berarti negara berjaya. Itu sebabnya Pemerintah Malaysia mengimbau supaya masyarakat jangan langsung mempercayai penjualan vaksin secara online.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Astro Awani, Kamis, 4 Maret 2021, hal ini ditegaskan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Senior Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dalam jumpa pers (jumper) yang digelar pada Kamis ini di Jakarta, Ibu Kota Republik Indonesia.

Tidak dijelaskan alasan Menhan Malaysia itu menggelar jumper di Indonesia. Hanya disebutkan, Yaakob menyatakan bahwa pihaknya lewat Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi (MOSTI) dan Kementerian Kesehatan, telah membuat perencanaan yang matang untuk memastikan bahwa warga Malaysia dapat divaksinasi secara aman, dan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Baca Juga: Terungkap, Misteri Darah Menetes dari Langit-langit Flat

“Saya berharap masyarakat tidak mudah tertipu oleh mereka yang mengaku diberi peran (oleh pemerintah) untuk memberi atau menjual vaksin kepada masyarakat,” tegasnya.

"Yang jelas, semua urusan untuk menentukan siapa yang bisa divaksinasi, dilakukan oleh kedua kementerian ini, termasuk proses pengadaan yang ditentukan, yakni  Pansus Jaminan Akses Pasokan Vaksin Covid-19 (JKJAV)," tambah Yakoob.

Pada Kamis ini, Direktur Penyidikan Tindak Pidana Niaga Bukit Aman, Datuk Zainuddin Yaacob menyatakan, pihak kepolisian  telah mengkonfirmasi adanya dua laporan terkait penipuan vaksin Covid-19 yang menyebabkan kerugian RM285.499,95.  Menurut pihak penyidi, lanjutnya, kasus tersebut sedang diuusut berdasarkan Pasal 420 KUHP Malaysia.*** 

 

Sumber: Astro Awani

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x