KALBAR TERKINI - Lebih banyak dukanya ketimbang suka. Beginilah yang dialami para tenaga medis yang rutin bertugas menangani tes PCR ke unta-unta jenis dromedaris di Institut Penelitian Ternak Internasional (Ilri), kawasan Cagar Alam Kapiti, Kabupaten Machakos, Kenya selatan.
Kawasan seluas 13 ribu hektar ini diakuisisi pada 1987 oleh Laboratorium Internasional untuk Penelitian Penyakit Hewan, guna menghasilkan sapi berkualitas baik, dan bebas penyakit untuk tujuan penelitian. Terutama untuk peningkatan pengendalian demam Pantai Timur dan trypanosomiasis hewan di Benua Afrika.
Adapun tes PCR untuk unta-unta ini terkait penelitian untuk virus Mers, sepupu dari Covid-19, Mers. Jika tak dicegah, Mers kemungkinan dapat menyebabkan pandemi global berikutnya.
Dengan tinggi dua meter dan berat tiga ratus kilogram, hewan itu menjerit ketika akan dipegang. Suaranya bergemuruh, dan meronta selama ditahan di leher, moncong, dan ekornya, oleh tiga penunggang unta. Sementara dokter hewan berjubah biru, buru-buru melanjutkan pengambilan sampel yang menakutkan.
Baca Juga: Apes, Pemburu Gading Ini 'Ditakdirkan' Tewas Diinjak Kawanan Gajah
Baca Juga: In Memoriam Idriss Deby: Presiden Perkasa yang Bertempur Langsung di Garis Depan!
Baca Juga: Kaum Wanita, Waspadai Loker di Dubai!
"Mengambil sampel dari hewan itu sulit, karena kita tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi. Salah dikit aja, bisa lebih buruk, bisa ditendang atau digigit," kata Nelson Kipchirchir, seorang dokter hewan di Kapiti, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari Africa News, Kamis, 15 April 2021.
Ditendang Jatuh oleh Unta