Keren! Anjing Bisa Deteksi Korona: Akurasi 96 Persen

18 April 2021, 14:19 WIB
ANJING PELACAK KORONA - Tak lama lagi, orang-orang mungkin melihat kehadiran anjing pelacak virus korona di setiap bandara untuk memungkinkan perjalanan di tengah pandemi./FOTO: ABC13/TEKS: CORNELIS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Ketajaman penciuman anjing membuatnya diandalkan untuk membantu aparat untuk penyelidikan dan penyidikan berbagai kasus. Bahkan, anjing dilaporkan bisa mendeteksi Covid-19.  Maka mengingat jasanya, berhentilah memanggil  'hei anjing'  karena mamalia ini bakal protes karena dilecehkan.

Dalam sebuah penelitian medis, anjing terbukti dapat mengendus sampel virus korona positif dengan akurasi hingga 96 persen. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat di daerah-deerah tertentu yang menggemari daging anjing, sebaiknya memelihara anjing terkait  perang melawan pandemi  'neraka mengamuk', istilah WHO untuk serangan pandemi Covid-19.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Jerusalem Post, Sabtu, 17 April 2021, penggunaan anjing pelacak untuk mendeteksi Covid-19 sebenarnya bukanlah hal baru, tetapi metode ini sangat unik. Tak lama lagi, orang-orang mungkin melihat kehadiran anjing pelacak di setiap bandara untuk memungkinkan perjalanan di tengah pandemi.

Anjing pendeteksi medis yang dilatih secara khusus dapat mengenali sampel virus korona positif dengan akurasi hingga 96 persen, klaim sebuah studi untuk membuktikan  konsep baru terkait pencegahan virus flu yang disebut mematikan ini. 

Baca Juga: Diklaim Lebih Murah dan Efektif, Peneliti Jepang Kembangkan Vaksin Corona Berbentuk Plester

Baca Juga: Lewat Program Pembangunan Bekelanjutan, Gubernur Sutarmidji Bertekad Tuntaskan Desa Mandiri

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Jadi Buah Bibir di Korea, Pelatih Timnas Indonesia Terkesan

Penelitian yang dilakukan oleh para profesional dari Pusat Anjing Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania, menemukan bahwa anjing dapat dilatih untuk mengidentifikasi sampel air liur, dan urin pasien yang dites positif Covid-19. 

Studi ini dipublikasikan di situs web Public Library of Science setelah ditinjau oleh kalangan ahli medis terkait.

"Bau unik yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 hadir dalam urin manusia, dan air liur, memberikan dorongan untuk pengembangan skrining berbasis bau, baik dengan metode penginderaan elektronik, kimia, atau biologis," demikian tulisan di web.

Namun, ada kekhawatiran tertentu untuk melatih anjing-anjing semacam itu. Sebab, tujuan utamanya adalah mendeteksi pasien positif Covid-19 di tempat umum, bukan dari sampel terkait.

Pelatihan semacam itu akan berbahaya,  karena anjing perlu dilatih di sekitar orang-orang yang dites positif terkena virus korona. 

Namun, para peneliti menyatakan keprihatinan atas metode pemberian sampel yang digunakan dalam melatih anjing. Ini karena anjing mungkin terbiasa dengan sampel tertentu ketimbang aroma sampel positif Covid-19.

 "Pelatihan anjing di masa depan dan investigasi terhadap detektor biologi, kimia dan elektronik, harus fokus pada peningkatan jumlah sampel yang relevan dan baru," kata studi tersebut.

Idealnya, peneliti mencatat, banyak sampel harus digunakan dalam proses pelatihan.

Ini bukan studi pertama yang mempromosikan gagasan bahwa virus korona dapat dideteksi menggunakan anjing pendeteksi medis.

Faktanya, penggunaan anjing pelacak untuk mendeteksi virus korona di ruang publik, dianggap sebagai metode potensial untuk membuka kembali perjalanan internasional dengan aman. 

Pada Februari 2021, klinik hewan Jerman berhasil melatih anjing pelacak untuk mendeteksi virus korona baru dalam sampel air liur manusia, dengan akurasi yang bahkan mencapai 94 persen. 

“Kami melakukan penelitian di mana kami memiliki sampel anjing yang mengendus dari pasien positif Covid-19, dan kami dapat mengatakan bahwa mereka (anjing maksudnya) memiliki kemungkinan 94 persen dalam penelitian kami:  mereka dapat mengendusnya,” kata Holger Volk, kepala klinik hewan. 

“Jadi,  anjing benar-benar bisa mengendus orang yang terinfeksi, dan tanpa infeksi, serta pasien Covid-19 yang asimtomatik, dan bergejala,” tambahnya. 

Di Finlandia, anjing yang dilatih untuk mendeteksi virus korona baru, mulai mengendus sampel penumpang di Bandara Helsinki-Vantaa pada September 2020, dalam sebuah proyek percontohan bersama pengujian yang lebih biasa di sana. 

Bandara internasional Chili di Santiago juga menggunakan detektor anjing.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Maret 2021 menemukan bahwa anjing pelacak di Thailand, yang dilatih untuk mendeteksi Covid-19 dalam keringat manusia, terbukti hampir 95 persen akurat selama pelatihan, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi infeksi virus korona di pusat transportasi yang sibuk dalam hitungan detik.  

“Anjing-anjing itu hanya membutuhkan satu hingga dua detik untuk mendeteksi virus,”  kata Profesor Kaywalee Chatdarong, pemimpin proyek di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Chulalongkorn Thailand, kepada Reuters. "Dalam satu menit, mereka akan berhasil melewati 60 sampel." 

"Anjing-anjing itu dapat mendeteksi senyawa organik mudah menguap, yang disekresikan dalam keringat penderita Covid-19. bahkan saat tidak ada gejala penyakit," lanjut peneliti Thailand itu. 

"Anjing-anjing ini  tidak perlu mengendus orang secara langsung, tetapi dapat menyaring sampel keringat," tambahnya. "Inilah tugas yang seharusnya tidak sulit di negara tropis seperti Thailand."  

Bahwa mahluk-mahluk  berbulu ini mungkin dapat melindungi orang-orang di seluruh dunia dari infeksi lebih lanjut, adalah alasan lain mengapa anjing-anjing telah menjadi sahabat manusia.*** 

 

Sumber: The Jerusalem Post

Editor: Oktavianus Cornelis

Terkini

Terpopuler