Mengenang 7 Pahlawan Revolusi yang Meninggal dalam Insiden G30 S PKI dan Lubang Buaya

29 September 2021, 19:23 WIB
7 Pahlawan Revolusi Yang Menjadi Korban Peristiwa Lubang Buaya /Rahman Sugidiyanto/PedomanTangerangCom

KALBAR TERKINI – Pemberontakan G30 S/PKI merupakan sejarah kelam bangsa ini, banyak korban yang berjatuhan akibat kudeta yang dilakukan oleh DN Aidit dan kawan-kawan.

Dengan wadah PKI yang merupakan partai terbesar kala itu, mereka melakukan pemberontakan dengan menculik beberapa petinggi TNI Angkatan Darat.

Tak hanya menculik, para Jenderal kemudian dibantai secara keji di sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Monumen Lubang Buaya.

Gerakan ini kemudian disebut dengan G30 S/PKI, yang terjadi pada tengah malam tanggal 30 September 1965 menuju 1 Oktober 1965.

Baca Juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G 30 S PKI, Sempat Dilarang, Bercerita Tentang Pembunuhan 7 Jenderal Indonesia

Nama D.N. Aidit yang merupakan ketua Partai Komunis Indonesia, terseret dan lantas ditetapkan menjadi dalang atas gerakan ini.

Berikut 7 Pahlawan Revolusi yang gugur karena gerakan pemberontakan PKI atau dikenal dengan G30 S/PKI

1. Letnan Jenderal R. Suprapto

Suprapto lahir pada 20 Juni 1920 di Purwokerto. Beliau adalah sosok yang beberapa kali meredam Pemberontakan PKI, seperti yang terjadi di Semarang dan Medan.

Baca Juga: Bansos Tunai Sudah Bisa Diambil di Kantor Pos Indonesia, Semua Karyawan Kantor Pos Sudah Divaksin Covid-19

Karena aksinya itulah, Letjen R. Suprapto menjadi target PKI, Dia diculik dari rumahnya dan dilenyapkan di lubang buaya.

2. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani adalah komandan TNI AD yang lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922.

Ahmad Yani menentang keras keberadaan Paham komunis. Hal itulah menjadi sebab dirinya diculik dan dibunuh yang diduga dilakukan oleh PKI.

Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja Gelombang 22 Menggunakan HP 2021, Simak Cara Lengkapnya

3. Letnan Jenderal M.T. Haryono

M.T. Haryono lahir pada 20 Januari 1924 di Surabaya. Letjen M.T. Haryono menguasai 3 bahasa asing ini, diculik dari rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya, bersama para Jenderal yang lain.

4. Letnan Jenderal S. Parman

Lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918, Letjend S Parman adalah perwira intelijen yang dekat dengan PKI.

Beliau juga mengetahui beberapa kegiatan rahasia dari partai komunis itu. Namun dirinya menolak saat ditawari untuk bergabung.

Baca Juga: Tes SKD CPNS Untuk 2 Instansi Dijadwalkan Ulang, Internet Down Masih Menjadi Hambatan Saat Ini

5. Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan

Sekelompok anggota PKI menyatroni kediaman Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan, membunuh para pelayan serta ajudannya.

Mungkin sudah mempunyai firasat sebelumnya, DI Pandjaitan menemui para tentara PKI dengan seragam militer lengkap.

Beliau ditembak di kediamannya dan mayatnya diangkut ke lubang buaya.

6. Mayor Jenderal Sutoyo

Lahir di Kebumen, 23 Agustus 1922, Mayjen Sutoyo juga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

Para penculik mengelabui dengan mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.

7. Kapten Pierre Tendean

Beliau adalah Satu-satunya pahlawan revolusi yang tidak berpangkat Jenderal. Pierre Tendean sejatinya merupakan ajudan Jenderal A.H Nasution.

Dirinya berdedikasi tinggi dengan secara berani menggantikan Jenderal A.H. Nasution. Karena hal itu A.H. Nasution selamat dan berhasil lolos. Namun Pierre Tendean akhirnya dibunuh dan dimasukkan ke Lubang Buaya.***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler