Peran saya dalam melahirkan kedua buku tersebut sebagai kurator, orang yang membedah buku, editor dan memilih diksi.
Menariknya, di Memoir of My Cloce Friends ada 21 penulis yang berasal dari masyarakat awam yang bukan penulis.
Ada Satpam, kuli bangunan, buruh cuci, pembuat kue dan beberapa profesi lain yang terdampak langsung pada saat pandemi Covid-19," ungkap As P'na.
Ia menambahkan, di buku tersebut bercerita tentang susahnya hidup masyarakat yang mata pencahariannya terpaksa terhenti karena pemberlakuan PPKM di Pontianak.
"Ada yang menyerahkan naskah, tapi juga ada juga hanya berbentuk wawancara bahkan pesan suara yang kemudian saya tuliskan langsung di naskah.
Baca Juga: Sosok Ichsan Fuady, Sekjen Bawaslu yang Resmi Ditunjuk Jokowi
Seludang Pantun juga spesial karena ditulis oleh 45 pemantun asal Kalbar dan 2 dari Riau.
Lahirnya kedua buku ini merupakan bagian dari gerakkan masyarakat, Semarak Kapulaga (Semua Bergerak Ikut Meningkatkan Image Keluarga).
Program Semarak Kapulaga ini sengaja diadakan untuk membuat masyarakat Pontianak tertarik untuk menulis," lanjutnya.