KAPAN MALAM 1 Suro 2022? Berikut Tradisi yang Biasa Dilakukan Masyarakat Jawa

- 21 Juli 2022, 14:58 WIB
Ilustrasi malam 1 Suro/Inilah Kisah Dibalik Malam 1 Suro Menurut Sejarah Jawa
Ilustrasi malam 1 Suro/Inilah Kisah Dibalik Malam 1 Suro Menurut Sejarah Jawa /Pixabay/rkarkowski//

KALBAR TERKINI – Kapan malam 1 Suro 2022? Ini makna dan tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Jawa untuk sambut tanggal 1 Muharram.

Untuk menyambut malam 1 Suro berbagai tradisi biasa dilakukan oleh masyarakat.

Bulan Suro atau Sasi Sura merupakan bulan pertama dari 12 bulan dalam almanak kalender Jawa.

Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan yang dipakai oleh Kesultanan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma sekitar 1613-1645.

Baca Juga: BEGINI Cara Menentukan Hari Baik Untuk Memulai Buka Usaha Menurut Primbon Jawa

Tanggal 1 bulan Sura atau Sasi Suro bertepatan dengan tanggal 1 bulan Muharram dalam kalender Islam.

Satu Suro merupakan hari pertama dalam kalender Jawa, sehingga 1 Suro atau 1 Sura, dan bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Serti diketahui bahwa bulan pertama pada kalender Jawa adalah Sura.

Kemudian dilanjutkan dengan Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Syawal, Sela, dan Besar.

Baca Juga: BERIKUT Kalender Jawa Bulan Juli 2022 Lengkap

Adapun untuk pelafalan bulan dikalender Jawa mirip dengan nama-nama bulan dalam Kalender Hijriyah.

Peringatan malam 1 Suro 2022 biasanya dilakukan dengan berbagai tradisi umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Untuk tahun 2022 ini, tanggal 1 Suro jatuh pada tanggal 30 Juli 2022 yang merupakan akhir bulan Juli 2022.

 Tanggal 30 Juli adalah hari Sabtu, artinya malam satu suro jatuh pada malam Sabtu.

Baca Juga: MAU MENIKAH? Yuk Intip Cara Menghitung Hari Baik Menurut Primbon Jawa, Semoga Langgeng Sampai Tua

Pada malam 1 Suro, biasanya masyarakat Jawa melakukan laku tirakat, lek-lekan atau tidak tidur semalam suntuk, dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).

Adapula yang melakukan tirakat di tempat sakral seperti laut, gunung, pohon besar, ataupun makam keramat. 

Adapun ritual yang dilakukan secara individu dengan membersihkan diri secara lahir batin, melakukan introspeksi, dan mengucap syukur kepada Tuhan.

Perayaan satu Suro biasanya dilakukan serempak pada malam pergantiannya di Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.

Di Kraton Surakarta Hadiningrat kirab malam 1 Suro dipimpin oleh Kebo Bule Kyai Slamet sebagai Cucuking Lampah.

Dalam Babad Solo Raden Mas Said disebutkan bahwa, leluhur kebo bule adalah hewan kesayangan Paku Buwono II.

Sementara di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, perayaan Satu Suro dilakukan dengan mengarak benda pusaka mengelilingi benteng keraton yang diikuti oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Saat mengelilingi benteng keraton atau mubeng benteng, yang mengikuti ritual dilarang untuk berbicara, seperti orang yang sedang bertapa.

Hingga muncul istilah mbisu mubeng benteng.*** 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah