Kubu Rawan Karhutla, Parit Sungai Raya Dalam Mengering

- 2 Maret 2021, 20:36 WIB
KARHUTLA - Pasokan air dari sepanjang parit  di Desa Sungai Raya Dalam mengering. Padahal, air dari parit itu penting untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di Kabupatan Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat./DHAN/STRINGER KALBAR TERKINI/
KARHUTLA - Pasokan air dari sepanjang parit di Desa Sungai Raya Dalam mengering. Padahal, air dari parit itu penting untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di Kabupatan Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat./DHAN/STRINGER KALBAR TERKINI/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

SUNGAI RAYA, KALBAR TERKINI - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya (KKR), Provinsi Kalimantan  Barat (Kalbar), didesak untuk segera melakukan normalisasi  di sepanjang parit kawasan Desa Sungai Raya Dalam, dekat perbatasan dengan Kota Pontianak, Ibu Kota Kalbar.

Parit yang mengering tanpa air selama musim kemarau ini dianggap penting sebagai cadangan air menyusul kerap terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di kawasan tersebut. Air ini bisa sewaktu-waktu digunakan untuk memadampak api yang ranten terjadi selama musim kemarau.

Baca Juga: Tangani 7 Kasus Karhutla, Polda Kalbar Buru Pelaku Perorangan hingga Korporasi

"Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pemerintah kabupaten harus segera turun tangan, mengingat funsgi air di parit ini sangat penting untuk mengatasi kebakaran lahan," kata Khairil Anwar, Kepala Desa Sungai Raya Dalam kepada Kalbar-Terkini.com di Sungai Raya, Ubu Kota KKR, Selasa, 2 Maret 2021.

"Akan begini terus kalau tidak dinormalisasi. Kita mohonlah kepada pihak yang berwenang untuk melakukan ini. Kalau memang dikerok, pastinya bakal normal, dan airnya cukup," lanjutnya.

Khairil mengakui, desanya rentan kebakaran lahan setiap tahun sehingga sangat membutuhkan sumber air.  "Kami kesulitan mencari air tiap kali terjadi kebakaran lahan," tambahnya.

Baca Juga: Lantik dan Kukuhkan Pengurus KONI Singkawang, Fachrudin Harap Kekompakan Pembinaan Atlet

Belum lama ini, menurut Khairil, pihak Dinas Restorasi Gambut berhasil membangun enam titik sumur bor. Hanya saja, sumur-sumur itu tidak maksimal.

"Pakai pompa besar juga repot. Bukannya air yang ngalir, malah lumpur yang keluar. Jadi, satu-satunya akses untuk mendapatkan air, adalah dari parit Sungai Raya Dalam," tandasnya.***

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x