Gubernur Sutarmidji Soroti 11 Bahasa Daerah Kalbar Punah, Harap Orang Tua Ajarkan ke Anak Seja Dini

- 20 Februari 2021, 13:47 WIB
 WEBINAR - Gubernur Kalbar, Sutarmidji bersama Kadisdikbud Kalbar, Sugeng Hariyadi, Webinar Festival Bahasa Ibu 2021.
WEBINAR - Gubernur Kalbar, Sutarmidji bersama Kadisdikbud Kalbar, Sugeng Hariyadi, Webinar Festival Bahasa Ibu 2021. /Kalbar Terkini/Mulyanto Elsa/Kalbar Terkini/Mulyanto Elsa

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan, Pergub Nomor 154 Tahun 2016, tentang Pembelajaran Muatan Lokal Budaya Daerah di Provinsi Kalbar, harus mengajarkan bahasa daerah atau bahasa ibu.

Pernyatan ini disampaikan Bang Midji, say menjadi keynote speech pada Webinar Festival Bahasa Ibu 2021, beberapa hari lalu.

Menurut Bang Midji, bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali didengar oleh anak yang baru belajar bicara. Namun, yang memprihatinkan anak yang baru pandai bicara, tetapi orang tua kadang mengajak dia berbicara bahasa asing.

Baca Juga: Kontak Tembak Dengan TNI-Polri, Satu Anggota KKB Papua Tewas

“Itu salah, adanya sikap tersebut, maka keragaman Bahasa Daerah semakin terancam, karena semakin banyak bahasa yang menghilang,” kata Bang Midji, seperti dilaporkan oleh Yapi Ramadan, jurnalis warta-pontianak.com, jaringan kalbar-terkini.com dari pikiran-rakyat.com

Menurutnya, kurang lebih ada 11 bahasa daerah yang hilang di Kalbar. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh insan literasi di Kalbar untuk terus melestarikan bahasa ibu yang ada.

Sutarmidji menyarankan, kepada warga Indonesia terutama warga Kalimantan Barat untuk mengkampanyekan komunikasi pertama kali kepada anak ketika mulai bisa berbicara adalah menggunakan bahasa ibu.

“Jangan sampai dia tidak pernah atau bahasa daerah atau bahasa ibu dan jangan sampai juga tidak mengenalkan bahasa nasional atau bahasa Indonesia. Jangan kira menggunakan bahasa asing dapat meningkatkan intelektualnya, belum tentu juga,” pinta dia.

Baca Juga: Tatap Muka dengan Teten Masduki, Shopee Katakan Pedagang Lokal dan UMKM di Platform Capai 97 Persen

Berbagai literatur penulis mengatakan tumbuh kembang anak itu dimulai dari bahasa ibu bagaimana penyampaian bahasa pada anak.

“Semakin anak paham tentang bahasa ibu, semakin mudah untuk berkomunikasi dengan bahasa lain, karena kebiasaan komunikasi sehari-hari yang sering didengarnya dirumah,” kata Gubernur Kalbar.

Selanjutnya, Sutarmidji menambahkan, bahasa ibu atau bahasa daerah sebagai bahasa interaksi kepada masyarakat diberbagai tempat misalnya di warung kopi, serta melakukan transaksi di pasar tradisional yang akan membuat komunikasi jadi lancar.

“Kadang kalau kita menggunakan bahasa asing maka seakan-akan menempatkan pada kelas-kelas intelektual tertentu, sehingga komunikasinya tidak akan baik,” papar dia.

Baca Juga: Tinggal Empat Bulan di Barcelona, Nasib Lionel Messi Belum Menentu

Upaya yang dilakukan melalui gerakan literasi adalah dengan menerbitkan kamus-kamus bahasa daerah atau bahasa ibu. Tujuannya adalah dapat melestarikan khazanah budaya daerah.

“Saya sependapat bahasa daerah atau bahasa ibu ini jangan sampai punah, mungkin setiap tahun ada bahasa ibu didunia ini yang telah punah. Sehingga membuat kamus bahasa daerah itu sangat penting serta harus mensosialisasikannya,” tuturnya.

Dirinya sangat mendukung dalam melestarikan bahasa ibu tanpa mengurangi pemahaman terhadap bahasa nasional maupun bahasa asing.

“Bahasa untuk memudahkan kita berinteraksi dengan segala bidang dalam segala aspek, jangan kita biarkan bahasa ibu atau bahasa daerah ditempat kita hilang begitu saja,” pungkas Gubernur. ***

Editor: Ponti Ana Banjaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah