HARI Pahlawan 2022: Cek Profil 8 Nama Pahlawan Asal Kalimantan Barat, Terbaru dr Rubini Natawisastra

10 November 2022, 08:00 WIB
Atas jasa-jasanya dr Rubini mendapat gelar pahlawan nasional /rsudrubini.com/

KALBAR TERKINI – Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2022, simak 8 profil pahlawan asal Kalimantan Barat, terbaru dr Rubini Natawisastra.

Nama pahlawan sering kali diabadikan sebagai nama jalan dan fasilitas umum seperti gedung atau rumah sakit, begitu juga dengan pahlawan asal Kalimantan Barat.

Terbaru, gelar pahlawan nasional diberikan kepada dr Raden Rubini Natawisastra, beliau adalah seorang dokter yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia.

dr. Rubini diketahui sebagai pahlawan nasional sekaligus seorang dokter militer yang menjalankan misi kemanusiaan di Provinsi Kalimantan Barat pada zaman penjajahan.

Baca Juga: HARI Pahlawan 10 November Apakah Libur? Cek Sesuai SKB 3 Menteri Tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama

Sayangnya nasib tragis menimpa dr.Raden Rubini Natawisastra bersama istrinya.

Beliau dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk membantu rakyat memperjuagkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Berikut 8 nama pahlawan asal Kalimantan Barat yang dirangkum KalbarTerkini.com dari berbagai sumber.

  1. Abdul Kadir Raden Setia

Pahlawan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia asal Melawi.

Baca Juga: Profil Raja Ali Haji, Ikon Google Doodle Hari Ini, Tokoh Melayu Bugis Sekaligus Pahlawan Nasional

Lahir di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi, beliau lahir dari pasangan Oernip dan Sity Syafriah.

Ayahnya bekerja sebagai Hulubaang atau pemimpin pasukan di kerajaan Sintang

Beliau diangkat sebagai pahlawan pada Tahun 1999 melalui Surat Keputusan Presiden nomor 114/TK/1999 tanggal 13-10-1999.

  1. Alianyang

Aliayang merupakan pahlawan asal Sintang yang lahir pada 20 Oktober 1920.

Beliau lahir dan dibesarkan di desa Nanga Menantak, Ambalau Sintang dan meninggal dunia pada 7 April 1970.

Baca Juga: Kronologi 7 Polisi Serang RS Bandung, Aniaya Perawat Hingga Masuk ICU. Berawal dari Mabuk dan Cek in di Hotel

Alianyang dimakamkan di Makam Pahlawan Bambu Runcing, Kota Singkawang. Nama beliau pun diabadikan pada nama Jalan Alianyang, Pontianak.

  1. C. Oevaang Oeray

Berasal dari Kapuas Hulu, Oevaang Oeray lahir pada 18 Agustus tahun 1922 di Tanjung Kuda, desa Melapi I, Kabupaten Kapuas Hulu.

Beliau meninggal dunia pada 17 Juli 1986 di Sungai Jawi Pontianak.  Nama Oevaang Oeray pun diabadikan pada salah satu tempat olahraga di Pontianak (kolam renang).

  1. Pangsuma

Pang Suma adalah salah satu pejuang dari suku Dayak yang tinggal di Dusun Nek Bindang di tepian Sungai Kapuas Desa Baru Lombak Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau.

Nama beliau diabadikan pada Gedung Olah Raga Pontianak, GOR Pangsuma.

  1. Rahadi Oesman

Rahadi Oesman lahir pada 1 Agustus tahun 1925 di Pontianak.

Beliau meninggal dunia pada 7 Desember tahun 1945 di daerah Sungai Besar, Kabupaten Ketapang.

Rahadi Oesman meninggal akibat tertembak oleh pasukan Belanda dalam pertempuran di Sungai Besar Ketapang.

Kini nama beliau juga diabdikan pada nama jalan yaitu Jalan Rahadi Oesman dan bandar udara di Ketapang, Kalimantan Barat.

  1. Sultan Hamid II

Bernama lengkao Syarif Abdul Hamid Al-Qadri, beliau dikenal sebagai Sultan Hamid II.

Syarif Abdul Hamid Al Qadri merupakan satu diantara sultan di kesultanan Pontianak. Beliau lahir di Pontianak pada 12 Juli tahun 1913 dan meninggal dunia pada 30 Maret tahun 1978 di Jakarta.

Sultan Hamid II juga pencetus lambang negara Indonesia yang saat ini digunakan yaitu Burung Garuda.

Nama beliau kemudian diabadikan pada nama Jalan di Kota Pontianak yaitu Jalan Sultan Hamid II.

  1. Bardan Nadi

Bardan Nadi adalah pahlawan asal Ngabang.

Memiliki nama asli Sutrisno Sastrokusumo lahir di Magelang Jawa Tengah pada tahun 1912 dan meninggal dunia pada 17 April 1947.

Nama beliau juga diabadikan pada nama jalan di Kota Pontianak.

    8. dr. Rubini Natawisastra

Beliau adalah dokter pemerintah yang bekerja di Rumah Sakit Militer.

Kemudian dr. Raden Rubini Natawisastra ditugaskan di Pontianak, Kalimantan Barat pada tahun 1934.

Dia pun sempat menjadi dokter di rumah sakit swasta milik Misi Katolik (Rooms Katholieke Ziekenhuis) Rumah Sakit Sungai Jawi yang sekarang bernama Rumah Sakit Santo Antonius.

Diketahui dr. Rubini menetap di Kalimantan Barat selama 17 tahun menjalankan misi kemanusiaan .

Dia menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.***

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler