KALBAR TERKINI - Tulus Junanto, dosen Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Tanjungpura ini tak pernah ingin melepaskan dunia olahraga.
Disela-sela kesibukkannya mengajar, laki-laki asli Solo, Jawa Tengah ini masih menyempatkan diri menorehkan prestasi di cabang taekwondo.
"Saya sudah terlanjur merasa nyama di taekwondo, seperti nemukan jiwa di situ.
Saya merasa di taekwondo inilah saya bisa menemukan tujuan yang ingin saya raih," jelas Tulus, saat ditemui KalbarTerkini di ruang kerjanya, Jumat 28 Mei 2022.
Diakuinya, agar tetap bisa eksis di dunia taekwondo pasca kepindahannya dari Solo ke Pontianak pada 2008 yang lalu, ia mengurus semua adiministrasi dan surat rekomendasi agar nanti ketika dia mengikuti perlombaan akan tercatat sebagai perwakilan dari pontianak.
"Setelah pindah ke Pontianak, beberapa kali saya meraih medali di kompetisi taekwondo.
Satu di antara nya medali perak di Porprov Kalbar 2010 yang lalu.
Seiring bertambahnya usia, saya beralih dari atlet menjadi pelatih sampai akhirnya sekarang saya menjadi wasit nasional," tambah Tulus yang memiliki hobi jalan-jalan dan makan ini.
Menurutnya, semenjak 2012 yang lalu dia sudah menjadi wasit daerah Kalimantan Barat dan pada 2015 memulai jadi wasit di event nasional.
"Tidak mudah untuk bisa terpilih menjadi wasit.
Terlebih dahulu harus berlatih antar wasit, mengukuti diklat dan mendapatkan rekomendasi.
Ke depannya saya ingin menjadi wasit internasional, semoga saja nanti bisa segera terwujud," ujarnya.
Saat ini Tulus juga menjadi pelatih di beberapa Dojang (klub latihan taekwondo) di Pontianak.
Di antaranya Dojang Pobu dan Dojang Rimba Pontianak.
"Sertiap Rabu dan Minggu sore saya ngelatih di Dojung Rimba di Disperindag Provinsi Kalbar.
Di Dojang ini kami melatih mulai dari anak-anak berusia 5 tahun dan orang dewasa," jelas Tulus yang memiliki motto hidup "tutup mata, yang penting tidak melanggar norma adat dan susila" ini.***