KALBAR TERKINI – Lebih dari enam juta orang Eropa keturunan Yahudi telah dibunuh oleh rezim Nazi di Jerman pimpinan Adolf Hitler selama Perang Dunia II.
Tatkala Israel berdiri maka tak salah jika negara itu memperkuat pertahanannya sekaligus traumatik atas Holokaust tersebut.
Pernyataan ini mengakibatkan hubungan antara Rusia dan Israel memanas.
Baca Juga: Neo Nazi Serukan Penggal Kepala Anak-anak Rusia: Tersangka Utama Pembantaian Bucha
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Senin, 2 Mei 2022, mengecam pernyataan Lavrov sekaligus memanggil Duta Besar Rusia untuk Israel terkait ‘klarifikasi’.
Pernyataan ini muncul karena v operasi militer Rusia ke Ukriana diklaim oleh Kremlin untuk nelakukan ‘de-militerisasi’ dan ‘de-Nazifikasi’ menyusul banyaknya fans dan kelompok Neo Nazi di negara Eropa Timur itu.
Walaupun Presiden Volodymyr Zelensky sendiri memang berdarah Yahudi.
Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Diduga Dalangi Pembantaian Bucha: Zelenskyy yang Yahudi Tega Tutup Mata?
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, 2022, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Moscow Times yang mengutip laporan AFP, Senin, Israel telah berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kedua belah pihak.
Tetapi pernyataan menteri luar negeri Rusia ke saluran Italia memicu kemarahan di Israel.
Berbicara kepada media Italia dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Minggu, 1 Mei 2022.