WASHINGTON, KALBAR TERKINI - Virus korona benar-benar jahanam. Bukan hanya menghajar semua lini kehidupan tanpa pandang bulu di jagat ini. Di negara sekelas negeri Paman Sam pun, angka pengangguran yang masuk ke Depnaker AS, naik sembilan ribu kasus, hingga Kamis, 4 Maret 2021.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Jumat, 5 Maret 2021, jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran, naik tipis dibandingkan pekan lalu, yang 'hanya' 745 ribu. Ini sebuah tanda: banyak pengusaha terus memangkas pekerjaan, meskipun terjadi penurunan infeksi virus korona yang dikonfirmasi, dan bukti bahwa ekonomi AS secara keseluruhan mulai membaik.
Laporan Depnaker AS ini menunjukkan, klaim pengangguran telah naik sembilan ribu kasus dari pekan sebelumnya. Meskipun laju pemutusan hubungan kerja (PHK) berkurang sejak awal 2021, toh angka PHK tetap tinggi. Sebelum virus meratakan perekonomian AS setahun silam, aplikasi untuk bantuan pengangguran, tidak pernah mencapai 700 ribu dalam sepekan.
Baca Juga: Vaksin Palsu Serbu Malaysia, 'Kok' Menhannya Gelar Jumper di Jakarta?
Secara keseluruhan, 4,3 juta orang AS di negara-negara bagian tetap menerima tunjangan pengangguran. Jika menghitung program pengangguran federal, yang didirikan untuk meringankan kerusakan ekonomi akibat virus korona, diperkirakan 18 juta orang AS telah menerima berbagai bantuan terkait pengangguran.
Di Texas, aplikasi untuk tunjangan, melonjak hampir 18 ribu, paska terjadinya cuaca beku dan pemadaman listrik. Terbaru, klaim pengangguran naik lebih dari 17 ribu di Ohio. Pembatasan bisnis akibat epidemi korona, menyebabkan banyak orang AS enggan berbelanja, enggan bepergian, enggan makan di luar, atau enggan menghadiri acara massal. Akibatnya, pasar tenaga kerja terus membengkak.
Pertumbuhan pekerjaan, rata-rata hanya sedikit: 29 ribu orang yang diterima per bulan, sejak November 2020- Januari 2021. AS masih menyisakan hampir 10 juta pekerjaan, lebih sedikit ketimbang Februari 2020.
Baca Juga: Tangkis Pencucian Uang dari Myanmar, Bank Sentral Singapura Waspada
Pada Januari 2021,angka pengangguran di AS, 'hanya' 6,3 persen, dan kini mendekati 10 persen. "Sumber dari semua kerusakan soal tenaga kerja ini terus terjadi karena dampak Covid-19," keluh Ann Elizabeth Konkel, ekonom di Lab Indeed Hiring.