Kenang Perkosaan Massal Wanita Muslim Kashmir, Kemenlu Pakistan: India Teroris!

- 23 Februari 2021, 22:56 WIB
WANITA KASHMIR -  Seorang wanita Kashmir bepergian dengan perahu di perairan Danau Dal di Srinagar, 9 Juni 2012./REUTERS/AHMAD MASOOD/
WANITA KASHMIR - Seorang wanita Kashmir bepergian dengan perahu di perairan Danau Dal di Srinagar, 9 Juni 2012./REUTERS/AHMAD MASOOD/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Meskipun tahun demi tahun telah berlalu, para korban masih menunggu keadilan, karena bungkamnya sistem peradilan di India. Menurut kalangan hak asasi manusia, tragedi tersebut adalah pengingat akan budaya impunitas India untuk menekan perlawanan atas kekejaman semacam itu.

Pada malam yang tak terlupakan pada 23 Februari 1991, satu batalion dari Senapan Rajputana IV Brigade India ke-68, melakukan operasi penjagaan dan pencarian di desa Kunan-Poshpora yang berdekatan di Kupwara.

Setelah mengepung desa dan memisahkan laki-laki dari perempuan, tentara membawa laki-laki ke ladang terdekat, dan mengunci perempuan.  Para wanita dilaporkan diperkosa beramai-ramai di rumah mereka, tanpa memperhatikan usia dan status perkawinan mereka.

Masih menurut APP, Aljazeera dalam tayangan investigasi pada 26 Desember 2016, menceritakan tragedi itu, berdasarkan penelitian pada 2013 oleh sekelompok wanita yang terdiri dari 50 orang, termasuk dua korban pemerkosaan, Ifrah Butt dan Natasha. 

Dua wanita korban perkosaan ini telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung India untuk membuka kembali penyelidikan. Sejak itu, penyelidikan ulang diperintahkan, dan Pengadilan Tinggi Kashmir memerintahkan, agar para korban dibayar atau dberi kompensasi.

Baca Juga: Kamp ISIS kian Terlantar, Seorang Anak Meninggal

Pemerintah negara bagian dan tentara telah meningkatkan upaya untuk menghentikan perintah ini. 

Masih dilansir APP, wanita di Kashmir menutupi wajah mereka dan mengenakan burqa. Gerakan mereka dibatasi. Tetapi setelah suami atau kepala keluarga dibunuh atau dipenjarakan, mereka harus menjadi 'laki-laki': bekerja keras untuk bisa bertahan hidup.

Di Kashmir sejak tahun 2000, ratusan janda mulai mulai bekerja. Sekarang, banyak di antara mereka yang sukses:, memiliki bisnis besar, butik, salon kecantikan, atau berada dalam birokrasi.

Komisi Hak Asasi Manusia Negara Bagian Kashmir pada 2012, merekomendasikan kompensasi sebesar Rs dua lakh kepada masing-masing 34 pemohon wanita, dan tindakan terhadap pejabat yang menutup kasus tersebut pada 1991.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x