Saling Rebut Makanan
Sementara itu, pihak Yayasan Gajah Internasional (International Elephant Foundation) merilis, konflik manusia-gajah adalah salah satu krisis lingkungan dan sosial ekonomi terbesar di pedesaan Sri Lanka. Setiap tahun, gajah merusak tanaman dan properti senilai 10 juta dolar AS.
Sebagai pembalasan, menurut data ini, petani membunuh gajah. Rata-rata 225 gajah dibunuh setiap tahun sejak 2008, dan gajah pun balas membunuh sekitar 60-80 orang setiap tahun. Sebagian besar terjadi di desa-desa dan ladang-ladang.
Baca Juga: Jaga Pasokan Air Bersih, Babinsa Jagoi Babang Ajak Masyarakat Bersihkan Penampungan
Dicontohkan, sumber air di Taman Nasional Wasgamuwa, merupakan sumber air dan makanan utama bagi gajah, yang juga digunakan penduduk desa di sekitar hutan. Itu sebabnya yayasan ini menilai, bukan hal yang aneh melihat anak-anak sekolah, pria dan wanita, berjalan dan bersepeda, kemudian melecehkan dan menakut-nakuti gajah.
Bukannya takut, perilaku seperti ini justru membuat gajah lebih agresif. Itu sebanya, proyek pengadaan bus oleh Sri Lanka Conservation Wildlife Society akan memberikan angkutan yang aman dan terjamin bagi penduduk desa, sambil membiarkan gajah menggunakan jalan-jalan yang dilalui, tanpa diganggu, dilukai, atau dikejar dari habitatnya.***
Sumber: News LK & International Elephant Foundation