Warga Kiev Ukraina Panik Mengungsi, Pasukan Rusia 30 KM dari Pusat Kota: 198 Warga Tewas termasuk Anak-anak!

26 Februari 2022, 23:30 WIB
Tentara Rusia yang tewas ketika menyerang masuk hingga pusat kota Kiev /AP/


KALBAR TERKINI - Warga Kiev Ukraina Panik Mengungsi, Pasukan Rusia 30 KM dari Pusat Kota: 198 Warga Tewas termasuk Anak-anak!

Malangnya Ukraina. Mereka bertempur sendirian menghadapi pasukan Rusia yang sudah mendekati jantung Kiev, Ibukota Ukraina.

Suasana di Kiev pun dilanda kepanikan, Sabtu, 26 Februari 2022 malam ini. Warga sipil berhamburan mencari perlindungan atau menyelamatkan diri ke luar kota menyusul terdengar suara-suara ledakan.

Baca Juga: Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko Tenteng Senjata Bergabung Dengan Pasukan Militer di Kota Kiev

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, pasukan Rusia terus mendekati Kiev, dan disambut pasukan Ukraina yang menghalang di jalan-jalan menuju jantung Kota Kiev.

Di tengah kepanikan warga malam ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim pasukannya telah memukul mundur lawan dan berjanji untuk terus melanjutkan perjuangan.

"Pertempuran nyata untuk Kyiv sedang berlangsung. Kami akan menang," kata Zelenskyy dalam pesan video yang menuduh Rusia mengincar infrastruktur dan sasaran sipil.

Baca Juga: Ukraina Rontokkan Lima Jet dan Satu Heli Tempur Rusia sebelum Serangan Rudal ke Kiev

Beda dengan di jantug kota, Kiev Tengah tampak tenang. Di pinggiran kota, terus terjadi bentrokan antara pasukan Ukraina dan unit-unit kecil pasukan Rusia yang berusaha membuka jalan untukpasukan utama.

Sementara kitu, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, sebagian besar pasukan Rusia berada 30 kilometer dari pusat Kota Kiev.

Walikota Kiev Vitali Klitschko memperpanjang jam malam yang diterapkan dua hari lalu mulai pukul lima sore sampai jam delapan pagi.

“Semua warga sipil di jalan selama jam malam akan dianggap sebagai anggota kelompok sabotase dan pengintaian musuh," ancamnya.

Baca Juga: Bandara Ivano dan Depot Bahan Bakar Dilumat Rudal Rusia, Pasukan Rusia Masuk Kiev Kuasai Situs Nuklir Cynobil


Rusia mengklaim serangannya di Ukraina hanya ditujukan ke sasaran militer, tetapi jembatan, sekolah, dan lingkungan perumahan telah diserang.

Ini terjadi sejak invasi dimulai pada Kamis lalu dengan serangan udara dan rudal disusul masuknya pasukan Rusia ke Ukraina dari arah utara, timur, dan selatan.

Menteri Kesehatan Ukraina melaporkan pada Sabtu ini bahwa 198 orang, termasuk tiga anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 1.000 lainnya terluka selama serangan darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Tidak jelas apakah angka itu termasuk korban militer dan sipil.

Di Kiev, sebuah rudal menghantam salah satu gedung apartemen bertingkat tinggi di pinggiran barat daya, dekat salah satu dari dua bandara penumpang Kiev.

Hantaman rudal ini meninggalkan lubang bergerigi di apartemen yang rusak di beberapa lantai. Seorang pekerja regu penyelamat mengakui, enam warga sipil terluka.

Konflik tersebut telah membuat ribuan warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka untuk mencari keselamatan.

Para pejabat PBB menyatakan, lebih 120.000 orang Ukraina telah meninggalkan negara itu ke Polandia, Moldova, dan negara-negara tetangga lainnya.

Tidak jelas dalam kabut perang itu berapa banyak wilayah Ukraina yang masih di bawah kendali negara itu.

Pemerintah negara-negara Barat yang terus menebar provokasi dan kabur saat serangan, mengklaim bahwa , perlawanan keras Ukraina telah memperlambat kemajuan Rusia.

Kementerian Infrastruktur Ukraina mengklaim menembak jatuh sebuah rudal Rusia sebelum fajar pada Sabtu ini, saat menuju bendungan reservoir air yang luas yang melayani Kiev.

 

Juga diklaim, sebuah konvoi militer Rusia dihancurkan di dekat kota itu, Sabtu pagi.

Selain Kiev, serangan Rusia tampaknya terfokus ke garis pantai Ukraina, yang membentang dari Pelabuhan Laut Hitam Odesa di barat, dekat perbatasan dengan Rumania, hingga Pelabuhan Mariupol di Laut Azov di timur.

Jika pasukan Rusia berhasil, Ukraina akan terputus dari akses ke semua pelabuhan lautnya, yang penting bagi perekonomiannya.

Di Mariupol, tentara Ukraina menjaga jembatan dan memblokir orang-orang dari daerah pantai di tengah kekhawatiran angkatan laut Rusia dapat melancarkan serangan dari laut.

Militer Rusia menyatakan pada Jumat kemarin bahwa mereka mengklaim kendali atas Melitopol, sekitar 35 kilometer pedalaman dari Laut Azov.


Pejabat Barat percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad untuk menggulingkan Pemerintah Ukraina, dan menggantinya dengan rezimnya sendiri.

Invasi tersebut merupakan upaya paling berani Putin untuk menggambar ulang peta Eropa dan menghidupkan kembali pengaruh era Perang Dingin Moskow.

Zelenskyy mengeluarkan video menantang yang direkam di jalan pusat kota Kiev pada Sabtu pagi, menyatakan tetap akan bertahan di kota itu.

Selain itu juga dinyatakan, klaim bahwa militer Ukraina akan meletakkan senjata adalah salah besar.

“Kami tidak akan meletakkan senjata. Kami akan melindungi negara,” katanya.

“Senjata kami adalah kebenaran kami, dan kebenaran kami adalah bahwa itu adalah tanah kami, negara kami, anak-anak kami. Dan kami akan mempertahankan semua itu," tegasnya

Pemerintah AS mendesak Zelenskyy pada Sabtu pagi untuk mengevakuasi Kiev, tetapi dia menolak tawaran itu, menurut seorang pejabat senior intelijen Amerika yang mengetahui langsung percakapan tersebut.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengutip pernyataan Presiden Ukraina yang membutuhkan amunisi anti-tank, 'bukan kendaraan'.

Ratusan ribu orang Ukraina telah bergerak mencari keselamatan di bagian barat negara itu, atau di luarnya.

PBB memperkirakan bahwa hingga empat juta orang dapat melarikan diri jika pertempuran meningkat. Pengungsi yang tiba di kota perbatasan Hungaria, Zahony, menyatakan bahwa pria berusia antara 18 dan 60 tahun tidak diizinkan meninggalkan Ukraina.

 

“Anak saya tidak diizinkan datang. Hati saya sangat sakit, saya gemetar, saya tidak bisa tenang, mereka tidak membiarkannya datang,” kata Vilma Sugar (68).

Pejabat kota di Kiev mendesak warga untuk mencari perlindungan, menjauh dari jendela, dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari puing-puing atau peluru yang beterbangan.

Banyak warga yang menghabiskan malam di ruang bawah tanah, garasi parkir bawah tanah, dan stasiun kereta bawah tanah.

“Kami semua takut dan khawatir. Kami tidak tahu harus berbuat apa, apa yang akan terjadi dalam beberapa hari,” kata Lucy Vashaka (20), seorang pekerja di sebuah hotel kecil di Kiev.

Ironisnya, ibarat menonton ayam jago kesayangan berkelahi sendirian, AS dan sekutu NATO lainnya telah mengirim senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina, yang bukan anggota NATO.

Negara-negara anggota NATO juga telah meningkatkan pasukan mereka di negara-negara sekutu di Eropa Timur, tetapi mengesampingkan pengerahan pasukan untuk memerangi Rusia.

Sebaliknya, AS, Uni Eropa, dan negara-negara lain telah menjatuhkan sanksi besar-besaran ke Rusia, membekukan aset bisnis, dan individu Rusia, termasuk Putin dan menteri luar negerinya.

Pejabat maritim Prancis menyita sebuah kapal kargo berbendera Rusia yang membawa mobil karena berpotensi melanggar sanksi, dan membawanya ke pelabuhan untuk diselidiki.

Rusia tetap teguh, memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menuntut agar Rusia berhenti menyerang Ukraina, dan segera menarik pasukan.

Pemungutan suara 11-1, dengan China, India dan Uni Emirat Arab abstain, menunjukkan oposisi yang signifikan terhadap invasi Rusia ke tetangganya yang lebih kecil, dan lebih lemah secara militer.

Dmitry Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, memperingatkan bahwa Moskow dapat bereaksi terhadap sanksi, dengan memilih keluar dari pakta senjata nuklir terakhir yang tersisa.

Sebaliknya, Rusia juga dapat membekukan aset Barat, dan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara di Barat.

“Tidak ada kebutuhan khusus dalam menjaga hubungan diplomatik,” kata Medvedev. “Kita mungkin saling memandang dengan teropong dan senjata.”

Putin belum mengungkapkan rencana utamanya untuk Ukraina, atau mengatakan berapa lama operasi militer Rusia bisa berlangsung.

Dia membenarkan invasi dengan menyatakan bahwa Barat tidak memberinya pilihan lain dengan menolak untuk merundingkan tuntutan keamanan Rusia.

Zelenskyy menawarkan pada Jumat kemarin untuk merundingkan satu kunci: bahwa Ukraina menyatakan dirinya netral, dan meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.

Kremlin menyatakan menerima tawaran Kiev untuk mengadakan pembicaraan, tetapi tampaknya itu merupakan upaya untuk memeras konsesi dari Zelenskyy yang diperangi, alih-alih isyarat menuju solusi diplomatik.***

Sumber: The Associated Press

 

 

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: The Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler