Toh semua itu dinikmatinya. "Menyenangkan dan mengasyikkan. Banyak memang kisah serius yang 'menghantam keras' perjalanan karier saya sebagai wirausaha. Juga waktu saya diterima (dalam usia belia) di Universitas Pennsylvania," katanya.
Dalam buku tersebut diceritakan pula pengalaman Harsha dalam merintis bisnis teknologi tersebut. Termasuk bagaimana ketika hanya dalam satu setengah tahun sejak berdiri, perusahaannya mampu menggaet lebih dari 400 klien dari empat benua.
Baca Juga: Gigih Perangi Covid-19, Kapolda Penang Wafat
Harsha menceritakan pula tentang bagaimana dirinya menghadapi tantangan, belajar mengelola klien, membangun tim, dan bekerja keras untuk membuat bisnisnya berkembang.
“Saya berharap, semua pengalaman ini akan menginspirasi orang lain untuk menjadi pengusaha seperti saya juga,” katanya.
Harsha mulai menulis buku tersebut, tepat pada ulang tahunnya yang ke-18, 11 Juli 2020, setelah menerima pesan teks dan panggilan nonstop dari klien yang membuatnya harus bekerja 24 jam siang-malam.
“Setelah selesai merayakan ulang tahun, hari itu juga saya dibanjiri rapat Zoom, panggilan telepon, dan e-mail. Saya sempat menangis, dan terus menangis, bertengkar di rumah. Hari itu saya benar-benar tertekan. Untuk sesaat, semua pengalaman saya dalam mengelola bisnis, sepertinya telah dibayangi oleh emosi remaja saya," kenang Harsha.
Belakangan, Harsha sadar bahwa banyak pengusaha seusianya di seluruh dunia yang bisa jadi mengalami masalah psikologis seperti itu. "Akhirnya," katanya lagi.
"saya memutuskan untuk menuliskan pengalaman saya sebagai pengusaha remaja, selama tujuh tahun terakhir ini, sejujur mungkin, dan berbagi suka dan duka. Semoga remaja lainnya bisa memiliki panduan untuk menuju masa depannya sendiri sebagai wirausaha."