Network
KALBAR TERKINI – Besok, 4 Agustus 2022, Pengabdi Setan 2: Communion akan tayang di seluruh bioskop tanah air.
Mendapat respon yang positif dari mereka yang sudah menonton lebih dulu di IMAX, Pengabdi Setan 2: Communion siap membuat para penonton merasakan teror tanpa jeda.
Karya Joko Anwar ini bahkan sukses membuat para selebritis ternama tanah air menjerit ketakutan lalu membuat review bagus tentang film besutannya.
Sebut saja, Dian Sastrowardoyo, Asri Welas, hingga sutradara Dimas Djayadinigrat memberikan responnya usai menonton.
Baca Juga: SPOILER Pengabdi Setan 2: Communion, Tampilkan Poster Terbaru Dengan Banyak Pocong, Kapan Tayang?
Pengabdi Setan 2: Communion masih dibintangi oleh Tara Basro, Endy Arfian, Bront Palarar serta Ayu Laksmi.
Film ini berdurasi 119 menit.
Berikut sinopsis Pengabdi Setan 2: Communion besutan sutradara Joko Anwar.
Teror ibu kembali menghantui keluarga Rini pasca mereka pindah ke rumah baru.
Peristiwa beberapa tahun silam tersebut mengakibatkan mereka kehilangan sosok Ibu sekaligus si bungsu yang bernama Ian.
Keluarga Bapak (Bront Palarae), Toni (Endy Erfian), dan Bondi (Nasar Anuz) pindah ke sebuah rumah susun.
Bapak beranggapan bahwa rumah susun dinilai lebih aman karena ramai penghuninya.
Dan apabila terjadi sesuatu mereka mudah untuk meminta tolong pada tetangga.
Sayangnya anggapan itu salah.
Diluar dugaan, teror Ibu (Ayu Laksmi) masih terus menghantui mereka.
Alhasil mereka menyadari bahwa tinggal di rumah susun pun ternyata tidaklah aman.
Bahkan, mereka juga mendapati para tetangga rusun justru membahayakan mereka, karena mereka bahkan tak mengenal latar belakang para tetangga barunya.
Pada suatu malam yang penuh teror, Rini (Tara Basro) dan keluarganya harus kembali menyelamatkan diri.
Tetapi, kali ini mungkin terlambat untuk lari.
Pengabdi Setan 2: Communion mengambil latar waktu tahun 1984.
Dalam film ini akan terlihat bangunan tua, bus bertingkat, bajaj, halte hingga sepeda motor atau mobil tua.
Terlihat juga ejaan lama pada koran, radio, laporan penyiar berita, perbincangan peristiwa petrus menambah kesan tempo dulu pada film ini.
Ditambah lagi dengan soundtrack lagu “Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail Marzuki dan beberapa lagu lain membawa penonton kembali kemasa tahun 80an
Suasana yang dibuat sedemikian rupa menambah kesan bahwa film ini membawa nostalgia dan kengerian secara bersamaan.
Bahkan Joko Anwar, sang sutradara sempat mengungkapkan bahwa rumah susun yang dijadikan lokasi syuting film tersebut sudah tidak berpenghuni selama 15 tahun.
Berani Nonton?***
