BEGINI CERITA KKN di Desa Penari Versi Widya yang Bikin Bulu Kuduk Merinding (bag 1: Gerimis dan Firasat Ibu)

- 15 Mei 2022, 14:28 WIB
KKN di Desa Penari Tembus 5 juta Penonton
KKN di Desa Penari Tembus 5 juta Penonton /Instagram @tissabiani

KALBAR TERKINI – Film KKN di Desa Penari memang diadaptasi dari cerita viral di media sosial Twitter oleh akun SimpleMan.

Kisah ini viral pada tahun 2019, dimana ada dua versi cerita KKN di Desa Penari, yaitu dari sudut pandang Nur dan Widya.

Singkat saja, berikut KKN di Desa Penari versi Widya yang buat bulu kuduk berdiri.

Tahun 2009 akhir, semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang dilakukan di beberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.

Baca Juga: SIAPA Badarawuhi Sebenarnya? Sosok yang Murka Ketika Tempatnya Dicemari Bima dan Ayu Saat KKN di Desa Penari

Dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya. Ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunannya.

"Aku wes oleh nggon KKN 'e" (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telpon. Wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap.

"Nang ndi?" (dimana?)

"Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).

Saat itu juga, Widya segera mengajukan proposal KKN.

Baca Juga: BERIKUT Cerita dan Link Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Part 1

Semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang.

"Tenang" kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.

Benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah disetujui.

"Sopo sing gabung Nur?" (siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu,

"Temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya"

Lega sudah. batin Widya. Surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan diadakan kurang lebih sekitar 6 minggu.

Baca Juga: TAK Ditemukan di Filmnya, Inilah Perbedaan KKN di Desa Penari Kisah Asli yang Ditulis SimpleMan Dengan Filmnya

Hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.

Jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, ketika orangtua Widya bertanya kemana projek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.

"Gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B," (apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. "nggok kunu nggone Alas tok, ra umum dinggoni gawe menungso" (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia)

Namun setelah Widya menjelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi, wajah ibunya melunak.

"Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok di undur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa di undur satu tahun lagi)

Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orang tuanya pun terpaksa menyetujuinya.

Hari pembekalan sebelum keberangkatan.

Widya, Ayu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka.

Wahyu dan Anton. Setelah basa basi, bertanya seputar rencana KKN dari A sampai Z selesai, mereka akhirnya berangkat.

"Numpak opo dik kene??" (naik apa kita nanti?) kata Wahyu.

"Elf mas" jawab Nur.

"sampe deso'ne numpak Elf dik?" (sampai desanya naik mobil Elf dik?)

"mboten mas. berhenti di jalur Alas D  engken enten sing jemput" (tidak mas, nanti berhenti di jalur hutan D, nanti ada yang jemput) sahut Nur.

Mendengar itu, Widya bertanya ke Ayu. "Yu, Deso'ne ra isok diliwati Mobil ta?" (Yu, apa desanya gak bisa dimasuki mobil"

Ayu hanya menggelengkan kepala. "ra isok, tapi cedek kok tekan dalan gede, 45 menit palingan" (gak bisa, tapi dekat kok dari jalan besar, 45 menit kemungkinan). Disinilah. Cerita ini di mulai.

Sesuai apa yang Nur katakan. Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S, tanpa terasa hari sudah mulai petang, di tambah area dekat dengan hutan, membuat pandangan mata terbatas, belum sampai disana, gerimis mulai turun. lengkap sudah.

Setelah menunggu hampir setengah jam, terlihat dari jauh, cahaya mendekat, Nur dan Ayu langsung mengatakan bahwa mereka yang akan mengantar. Rupanya, yang mengantar adalah 6 lelaki paruh baya, dengan motor butut.

"Cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan, saat itu ada yang aneh.

Entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat wahyu.

Hanya saja, yang memperhatikan semua sedetail itu, hanya Widya seorang. apapun itu, semoga bukan hal yang buruk.

Ditengah gerimis, jalanan berlumpur, pohon di samping kanan kiri, mereka tempuh dengan suara motor yang seperti sudah mau ngadat saja, ditambah medan tanah naik turun, membuat Widya berpikir kembali.

Sudah hampir satu jam lebih, tapi motor masih berjalan lebih jauh ke dalam hutan.

Khawatir bahwa yang dimaksud Ayu, setengah jam lewat 15 menit adalah setengah hari, Widya mulai berharap semua ini cepat selesai. (Bersambung)***

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Twitter @SimpleM81378523


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x