KALBAR TERKINI – Beberapa hari lalu sempat menjadi trending topic mengenai Kasus dugaan pemaksaan penggunaan jilbab di SMA Negeri 1 Banguntapan, Bantul.
Pihak sekolah dipanggil oleh Dikpora untuk penjelasan kasus yang sempat viral tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul sempat dipanggil Dinas Pendidikan DIY pada pekan lalu untuk klarifikasi awal.
Saat itu kepala sekolah bersangkutan menyatakan bahwa yang terjadi bukan pemaksaan, melainkan imbauan.
Namun yang terjadi, berdasar temuan Ombudsman RI, siswi bersangkutan merasa terintimidasi dan bahkan merasa depresi.
Diketahui sosok wanita yang dipaksa mengenakan Jilbab merupakan seorang atlet sepatu roda. Dan mengenai kabarnya ia dipindahkan dari sekolah lama ke sekolah baru yang juga masih di daerah Yogyakarta.
Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi tekanan mental terhadap siswi tersebut.
Sebelumnya juga Siswi yang menolak pemaksaan jilbab sempat mengurung diri di kamar dan tidak mau makan. Dia juga menolak untuk bersekolah di SMAN 1 Banguntapan Bantul karena trauma.
Jadi, karena kejadian menjadi perbincangan hangat di media sosial, salah satu akun Twitter @MazdjoPray memposting sebuah foto dengan kata-kata “Kembalikanlah Standar Seragam Sekolah Negeri Kayak Dulu”.
Reguler: Siswa kemeja lengan pendek, celana pendek (SD dan SMP), kemeka lengan pendek dan celana panjang (SMA).
Sedangkan untuk Siswi kemeja lengan pendek dan rok batas area selutut.
Pilihan: Kemeja panjang dan rok panjang untuk siswi berjilbab.
“Sekolah Negeri, Bukan Sekolah Islam,” tulis caption pada gambar yang di posting oleh akun twitter @ MazdjoPray, 31 Juli 2022.
Postingan tersebut juga mendapat berbagai kontroversi dari netizen. Sebagian ada setuju karena bernostalgia.
Dan sebagian lainnya tidak setuju karena tidak hanya berbicara tentang agama tapi lebih mengurangi tingkat pelecehan terhadap wanita tersebut.***