PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Dampak pandemi Covid-19 ternyata tak begitu signifikan mempengaruhi okupansi atau tingkat hunian di Grand Mahkota Hotel di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Penurunnya hanya berkisar 20-30 persen menyusul merajalelanya Covid-19.
"Tahun lalu, memang terjadi penurunan ketika pandemi ini dimulai, disusul muncul berbagai kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial dan adanya kecemasan masyarakat untuk tidak bepergian ke luar rumah. Dampak terasa ke tingkat hunian semua hotel, bukan hanya di Kalbar," kata GM Mahkota Grand Hotel, Donny A Rohi kepada Kalbarterkini.com di ruang kerjanya, Jumat, 19 Februari 2021.
Hanya saja, lanjut komandan di hotel bintang empat dari jaringan bisnis Oesman Sapta Odang (OSO) Group ini, angka okupansi di hotelnya mulai mengalami kenaikan sejak medio 2020 hingga terakhir, Februari 2021.
"Jujur, pengaruh pandemi ini tidak terlalu signifikan. Setelah sempat menurun dengan persentase okupansi di kisaran 20 sampai 30 persen, maka alhamudulilah, sejak akhir tahun hingga sekarang, kami beruntung, karena bisa bertahan di angka 35 persen," tambah Donny.
Baca Juga: Masyarakat Adat di Sintang Boleh Bakar Lahan, Ini Syarat Yang Harus Dipenuhi
Angka okupansi 35 persen diklaimnya sebagai bukti bahwa Grand Mahkota Hotel, setidaknya masih bisa survive secara operasional di tengah krisis perekonomian yang menasional akibat Covid-19. "Boleh dikata, kami bisa survive, dan semuanya tidak luput dari kerjasama di antara semua karyawan, di mana rasa saling memiliki harus kuat," tegas Donny.
Diakuinya, sumber revenue Grand Mahkota Hotel terutama di masa pandemi berasal dari kalangan pemerintahan dan perusahaan swasta selain dari kalangan tamu secara pribadi baik dari dalam maupun luar kota. Itu sebabnya dilakukan berbagai kiat terkait peningkatan fasilitas, pelayanan, dan entertain di Grand Mahkota Hotel, termasuk di bidang food and beverage (FB).
"Tentunya apa yang kami lakukan ini semuanya disertai dengan kewajiban pemberlakuan protokol kesehatan terkait pencegahan penularan virus korona. Apalagi kami mengantungi sertifikat CHSE yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan," tambah Donny.
Saat tingkat hunian mengalami penurunan, lanjut Donny yang juga membawahi dua hotel jaringan Grand Mahkota Hotel di Kalbar (Mahkota Hotel di Kota Singkawang dan Mahkota Hotel di Kabupaten Kayong Utara), maka bidang FB pun digenjot. "Bagian resto itu penting sehingga kualitas menu, layanan, dan entertainnya, berusaha kami tingkatkan semaksimal mungkin. Ini tentunya sebagai revenue hotel, kala okupansi mengalami penurunan," tegasnya.