Simak Harga CPO Sudah Kembali ke Level Normal Hingga Minyak Sawit Indonesia Ungguli Malaysia

10 September 2022, 09:38 WIB
Ilustrasi : harga minyak sawit mentah (CPO) kembali turun drastis pada pekan ini /tristantan/Pixabay

KALBAR TERKINI - Mengutip laporan CGS-CIMB Research menyampaikan harga minyak sawit Indonesia telah mengungguli Malaysia.

Adapun kebijakan ekspor yang dipilih pemerintah Indonesia telah memberikan keuntungan terhadap para pelaku perkebunan kelapa sawitnya.

Kenaikana harga minyak sawit ini tentunya menjadi angin segar bagi masyarakt khususnya petani sawit.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS Siang ini Sabtu 10 september 2022 Simak Selengkapnya di Pegadaian

Harga CPO di Indonesia naik 14%, dari Rp 10.025 per kg (RM 2.982 per ton) pada 31 Juli menjadi Rp 11.433 per kg (RM 3.444 per ton) seperti pada 31 Agustus.

Selanjutnya kami sajikan harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives naik pada perdagangan Jumat 9 September2022.

Mengakhiri penurunan yang terjadi dalam 10 hari perdagangan.

Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Jumat 9 september 2022, kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Oktober 2022 naik 40 Ringgit Malaysia menjadi 3.549 Ringgit Malaysia per ton.

Kontrak pengiriman November 2022 meningkat 53 Ringgit Malaysia menjadi 3.594 Ringgit Malaysia per ton.

Sementara itu, kontrak pengiriman Desember 2022 terkerek 59 Ringgit Malaysia menjadi 3.641 Ringgit Malaysia per ton.

Kontrak pengiriman Januari 2023 terdongkrak 59 Ringgit Malaysia menjadi 3.686 Ringgit Malaysia per ton.

Serta, kontrak pengiriman Februari 2023 naik 58 Ringgit Malaysia menjadi 3.734 Ringgit Malaysia per ton.

Kontrak pengiriman Maret 2023 menguat 53 Ringgit Malaysia menjadi 3.771 Ringgit Malaysia per ton.

Adapun untuk sentimen yang dipantau adalah rilisnya laporan kinerja industri sawit Malaysia oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia, dan data ekspor CPO Malaysia untuk periode awal September,disampaikan oleh Research & Development ICDX Girta Yoga.

Saat ini harga CPO sudah kembali ke level normal jika dibandingkan dengan periode terkait konflik Ukraina. ***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler